JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menerima laporan soal adanya dugaan pengerahan bintara pembina desa (babinsa) ke rumah warga untuk mendata pilihan calon presiden. Dari laporan itu, diketahui bahwa pergerakan babinsa dilakukan oleh oknum dan tidak ada perintah komando.
"Sejauh yang diketahui Kabin (Kepala Badan Intelijen Nasional), bukan atas perintah komando dari atasan dan pimpinan, mungkin atas inisiatif sendiri. Ini harus dilakukan klarifikasi dan diketahui betul," ujar Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha dalam pesan singkat, Jumat (6/6/2014).
Julian menyatakan sesuai instruksi Presiden SBY, jajaran TNI/Polri harus netral. Apabila ada jajaran TNI/Polri yang tidak netral, Presiden meminta agar ada tindakan dari atasan masing-masing.
"Sejauh ini tidak ada indikasi bahwa hal itu (pengerahan babinsa) dilakukan instansi. Panglima TNI dan KSAD sudah menyatakan siap melaksanakan instruksi Presiden sampai jenjang tingkat bawah," katanya.
Sebelumnya, warga di kawasan Jakarta Pusat diresahkan oleh pendataan mengenai calon presiden dan calon wakil presiden yang akan dipilih. Pendataan itu dilakukan oleh orang yang mengaku anggota babinsa. Dalam pendataan itu, warga diarahkan untuk memilih pasangan yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Salah satu warga di kawasan Jakarta Pusat yang ikut didata menuturkan, ia didatangi seorang pria bertubuh gemuk pada Sabtu (31/5/2014). Petugas babinsa yang mendatanginya mencatat identitasnya dengan alasan perbaikan daftar pemilih. Namun, petugas itu juga mengarahkannya untuk memilih "Gerindra" dalam pemilu presiden mendatang.
Di dalam lembar kertas yang dipegang anggota babinsa itu terdapat daftar nama warga, alamat, dan pilihan "Gerindra". Ia sempat protes dan berdebat cukup lama dengan petugas itu. Petugas babinsa lalu menulis sendiri bahwa pilihannya adalah "Jokowi".
Tak hanya satu warga ini, salah seorang tetangganya juga mendapat perlakuan serupa. Tetangganya itu sangat ketakutan dengan kehadiran anggota babinsa yang mendata pilihan warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.