Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Minta Masukan Kiai dan Guru Besar Sebelum Terima Tawaran Prabowo

Kompas.com - 22/05/2014, 16:49 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengaku telah mempertimbangkan secara matang sebelum menerima tawaran dari bakal calon presiden, Prabowo Subianto. Keputusan Mahfud menerima tawaran menjadi ketua tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden 2014 diambil setelah dirinya menerima masukan dari sejumlah tokoh.

Mahfud mengatakan, beberapa hari ini dirinya bersafari mengunjungi sejumlah kiai yang dianggapnya sebagai guru dan penasihat pribadinya. Hasilnya, ia menerima berbagai masukan, baik pro dan kontra. "Ada yang menyambut gembira dan menunggu komando," kata Mahfud saat memberi keterangan pers di Kantor MMD Initiative, Jakarta, Kamis (22/5/2014).

Ia mengatakan, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, tokoh majelis shalawat dari Solo, sempat meneleponnya dan menyatakan dukungannya. Mahfud juga diajak untuk bershalawat ke sejumlah daerah untuk mendoakan kemenangan Prabowo-Hatta. Dukungan juga datang dari ulama di Sidoarjo, Jawa Timur, Kiai Agus Ali Mansyuri, yang meminta Mahfud menerima tawaran Prabowo.

"Namun, sahabat saya, Gus Yusuf dan K Ahmad Bagja, menyarankan agar saya mempertimbangkan secara komprehensif dan tenang, jangan terburu-buru. Kiai Malik Madani dari UIN Yogyakarta meminta saya netral," ujarnya.

Tanggapan beragam juga muncul dari para mahasiswanya. Mahfud mengaku menerima pesan bahwa sejumlah mahasiswanya akan mengambil sikap politik lain dan mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, dan Hanura. Mahfud juga menerima pesan dari seorang gurunya, penganut Katolik taat, Prof Maria Sumardjono yang saat ini mengajar di Universitas Gadjah Mada. Mahfud mengatakan, Maria memintanya mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan dan dirinya tetap akan menghormati keputusan apa pun yang diambil Mahfud.

"Saya pribadi memang pernah menyatakan siap membantu Prabowo-Hatta, tapi saya perlu beberapa hari untuk mengatakan 'ya', sampai saya mendapat masukan dari kiai, sesuai dengan tradisi kepesantrenan yang saya hayati," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com