JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengaku telah mempertimbangkan secara matang sebelum menerima tawaran dari bakal calon presiden, Prabowo Subianto. Keputusan Mahfud menerima tawaran menjadi ketua tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden 2014 diambil setelah dirinya menerima masukan dari sejumlah tokoh.
Mahfud mengatakan, beberapa hari ini dirinya bersafari mengunjungi sejumlah kiai yang dianggapnya sebagai guru dan penasihat pribadinya. Hasilnya, ia menerima berbagai masukan, baik pro dan kontra. "Ada yang menyambut gembira dan menunggu komando," kata Mahfud saat memberi keterangan pers di Kantor MMD Initiative, Jakarta, Kamis (22/5/2014).
Ia mengatakan, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, tokoh majelis shalawat dari Solo, sempat meneleponnya dan menyatakan dukungannya. Mahfud juga diajak untuk bershalawat ke sejumlah daerah untuk mendoakan kemenangan Prabowo-Hatta. Dukungan juga datang dari ulama di Sidoarjo, Jawa Timur, Kiai Agus Ali Mansyuri, yang meminta Mahfud menerima tawaran Prabowo.
"Namun, sahabat saya, Gus Yusuf dan K Ahmad Bagja, menyarankan agar saya mempertimbangkan secara komprehensif dan tenang, jangan terburu-buru. Kiai Malik Madani dari UIN Yogyakarta meminta saya netral," ujarnya.
Tanggapan beragam juga muncul dari para mahasiswanya. Mahfud mengaku menerima pesan bahwa sejumlah mahasiswanya akan mengambil sikap politik lain dan mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, dan Hanura. Mahfud juga menerima pesan dari seorang gurunya, penganut Katolik taat, Prof Maria Sumardjono yang saat ini mengajar di Universitas Gadjah Mada. Mahfud mengatakan, Maria memintanya mempertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan dan dirinya tetap akan menghormati keputusan apa pun yang diambil Mahfud.
"Saya pribadi memang pernah menyatakan siap membantu Prabowo-Hatta, tapi saya perlu beberapa hari untuk mengatakan 'ya', sampai saya mendapat masukan dari kiai, sesuai dengan tradisi kepesantrenan yang saya hayati," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.