JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai mengaku bahwa partainya tidak siap menjalankan peran sebagai partai oposisi setelah berakhirnya pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono nanti. Pasalnya, sejak berdiri, Golkar tidak pernah berada di luar pemerintahan.
"Partai kita (Golkar) tidak terlatih buat jadi oposisi, karena sejak berdiri, partai ini belum pernah tidak terlibat dalam pemerintahan. Dan bisa kita lihat sebagian besar tokoh-tokoh nasional itu dilahirkan oleh Golkar" kata Yorrys di Jakarta, Kamis (23/4/2014).
Menurut Yorrys, Golkar mesti realistis menghadapi pemilu presiden mendatang jika melihat perolehan pemilu legislatif berdasarkan hitung cepat, yakni hanya sekitar 15 persen. Mengenai evaluasi pencapresan Aburizal Bakrie, ia belum dapat memastikannya.
Bila memang terjadi evaluasi, kata anggota Komisi I DPR itu, akan dilakukan dalam forum Rapat Pimpinan Nasional yang rencananya digelar sebelum pilpres.
Berdasarkan hasil hitung cepat Kompas, Golkar diperkirakan mendapatkan perolehan suara sekitar 15,01 persen. Dengan angka itu, partai ini harus berkoalisi jika ingin mengusung Ical sebagai capres lantaran syarat ambang batas pengusungan capres-cawapres, yakni 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.