Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Edhie: Jangan Curigai Demokrat

Kompas.com - 05/04/2014, 21:54 WIB
Sabrina Asril

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com - Menjelang pelaksanaan pemungutan suara, mulai banyak partai yang menyerukan indikasi kecurangan pada Pemilu 2014. Salah satunya adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Menanggapi hal tersebut, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, meminta agar partai politik tidak terlalu cepat menyimpulkan apalagi mengarahkan tuduhannya kepada Partai Demokrat.

"Kita harus jadi orang positif. Jangan adalah ketakutan bahwa kami akan gunakan aparat. Apa yang dilakukan dulu masa Orde Baru tidak sama dengan sekarang," ujar Pramono seusai acara kampanye Partai Demokrat di Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (5/4/2014).

Pramono memastikan bahwa partainya tidak akan menggerakkan intelijen dan memengaruhi penyelenggara pemilu untuk menang. Kalau memang ada indikasi kecurangan, Pramono meminta agar hal tersebut segera dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu. Menurut Pramono, saat ini posisi Demokrat serba salah.

"Kalau kami tidak bekerja maksimal, dianggap tidak ada pengikutnya. Kalau tampil maksimal, dibilang mewah, dibilang curang," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.

Ia menyebutkan, Partai Demokrat juga tak pernah menggunakan aparat militer untuk mencari untung dari pemilu. "Jangan kami dituduh, tapi orang lain sebenarnya yang mengerjakan," katanya.

Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat itu mengatakan bahwa partainya juga berkeinginan agar pemilu tahun ini berlangsung demokratis. Oleh karena itu, Demokrat juga menyiapkan ribuan saksi di tempat pemungutan suara. Dia berharap agar para saksi dan calon anggota legislatif bisa terus memantau proses pemungutan dan perhitungan suara.

Hari ini Partai Demokrat mengakhiri masa kampanye pemilu legislatif dengan menggelar kampanye di Jawa Timur. Dalam orasi kampanye di Sidoarjo, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung soal kecurangan pemilu.

"Mengantisipasi kecurangan pemilu, awasi pelaksanaan pemungutan suara hingga perhitungan suara. Setuju?" kata Presiden RI tersebut.

Tidak hanya kali ini SBY berbicara soal kecurangan pemilu. Dalam sidang kabinet beberapa waktu lalu, SBY sempat menyinggung tuduhan sejumlah pihak yang mengatakan Pemilu 2014 berpotensi curang. Presiden mempertanyakan alasan tuduhan itu lantaran pemilu belum juga selesai.

Sebelumnya, PDI-P menjadi partai yang paling keras menyuarakan dugaan kecurangan pemilu. Wakil Sekretaris Jenderal Hasto Kristyanto mengatakan, kisruh daftar pemilih tetap dan bilik suara yang menggunakan bahan kardus adalah segelintir indikasi kecurangan akan terjadi. Hasto juga sempat mencurigai intelijen bermain dalam Pemilu 2014.

Hari ini, massa PDI-P di Yogyakarta dan Magelang dilempari oleh kelompok orang tak dikenal. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga mendesak aparat kepolisian menyelidiki kasus penyerangan simpatisan PDI-P oleh sekelompok orang di Kota Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawarkan Zita Anjani sebagai Cawagub Kaesang, PAN Mengaku Sadar Diri

Tawarkan Zita Anjani sebagai Cawagub Kaesang, PAN Mengaku Sadar Diri

Nasional
Eks Waketum Yusril Minta Menkumham Batalkan Kepengurusan Baru PBB

Eks Waketum Yusril Minta Menkumham Batalkan Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di 'Dark Web'

Polri Akan Cek dan Mitigasi Dugaan Data INAFIS Diperjualbelikan di "Dark Web"

Nasional
Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Ingin Duetkan Kaesang dengan Zita Anjani, PAN: Sudah Komunikasi

Nasional
Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Ada Tiga Anak Yusril, Ini Susunan Lengkap Kepengurusan Baru PBB

Nasional
Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan 'Ransomware' di PDN

Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan "Ransomware" di PDN

Nasional
Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Nasional
Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com