SIDOARJO, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, selama ia menjabat sebagai Presiden RI, banyak hal telah dilakukan untuk memberantas korupsi. Dia menyebutkan, pemberantasan korupsi selama 10 tahun pemerintah berjalan lebih baik karena koruptor tak bisa lagi berlindung.
"Era pemerintahan saya, sepanjang ini pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara besar-besaran. Dulu koruptor sembunyi, sekarang tidak. Dulu ada koruptor aman, sekarang tidak pandang bulu," ujar SBY dalam orasinya di hadapan puluhan ribu kader dan simpatisan Partai Demokrat di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (5/4/2014).
SBY mengatakan, partainya bukan partai yang paling banyak melakukan korupsi. SBY menuturkan, masih ada parpol yang lebih korup. SBY menegaskan bahwa Partai Demokrat akan tetap konsisten memberantas korupsi.
"Menindak anggota yang melakukan korupsi. Sampai sekarang dan ke depan, Partai Demokrat gigih mendukung (pemberantasan) korupsi," ujar SBY.
Pada kampanye terakhir Partai Demokrat ini, hadir jajaran elite partai bernomor 7 tersebut, yakni Ketua Harian Syarief Hasan, Wakil Ketua Majelis Tinggi Marzuki Alie, Wakil Ketua Umum Soekarwo, Ketua Dewan Pembina EE Mangindaan, Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik. Selain itu, kampanye juga dihadiri oleh peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Dahlan Iskan dan Pramono Edhie Wibowo.
Kampanye terakhir Demokrat tetap mengandalkan sosok SBY sebagai juru kampanye utama dan satu-satunya. SBY mengangkat isu korupsi dalam dua kampanye terakhir, yakni saat di Jakarta dan Sidoarjo. Selebihnya, SBY lebih banyak menyampaikan capaian pemerintah yang biasanya disebut sebagai "7 Kabar Baik". Akan tetapi, dalam kampanye di Sidoarjo, SBY tak memberitakan kabar baik itu. Sebagai gantinya, dia menyebut 11 sasaran khusus Demokrat dalam 5 tahun mendatang. Sebanyak 11 sasaran khusus itu mencakup penanggulangan kemiskinan, gaji pegawai dan buruh, alokasi anggaran pendidikan, dan jaminan bagi program pro rakyat. "Nantinya, Partai Demokrat akan dukung capres yang paling baik dan paling mampu, serta paling siap," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.