Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK: Menteri yang Berafiliasi Partai Cenderung Salah Gunakan Anggaran

Kompas.com - 01/04/2014, 17:40 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri maupun kepala daerah yang terafiliasi partai politik dinilai cenderung menyalahgunakan anggaran untuk membiayai kegiatan partainya. Dana hibah, bantuan sosial, perjalanan dinas, biaya sosialisasi program cenderung digunakan untuk membiayai kegiatan partai politik menjelang pemilihan umum.

Hal tersebut disampaikan Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso dalam diskusi di Jakarta, Selasa (1/4/2014).

“Bupati, gubernur, menteri yang terafiliasi partai cenderung abuse (salah gunakan) anggaran dalam pembiayaan kader partainya. Hibah, bansos, perjalanan dinas, sosialisasi, digunakan dari partai-partai yang bersangkutan,” kata Agus.

Menurut Agus, para menteri dan kepala daerah yang terafiliasi dengan parpol itu cenderung membangun kroni-kroni untuk mempertahankan kekuasaannya. Mereka membentuk lembaga-lembaga semacam koperasi, atau lembaga swadaya masyarakat yang nantinya dimanfaatkan untuk mengeruk uang negara.

Terkait penyelenggaraan pemilu, kata Agus, PPTAK telah membentuk gugus tugas bersama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum, dan Komisi Informasi Pusat. Dengan dibentuknya gugus tugas tersebut, menurutnya, dimungkinkan terjadinya pertukaran informasi mengenai kemungkinan penyalahgunaan anggaran yang dilakukan calon legislatif petahana.

Menurut Agus, sejauh ini PPATK telah menganalisis data terkait penyimpangan caleg yang diperoleh dari Bawaslu. Data penyimpangan itu kemudian dipilah mana yang menjadi ranah pelanggaran administrasi pemilu dan mana yang menjadi ranah pidana korupsi.

“Pertukaran informasi mengenai modus-modus yang ditengarai, ada penyimpangan dari Bawaslu, untuk kita pilah-pilah mana yang pidana pemilu, mana yang korupsi,” ujar Agus.

Dia mengatakan, PPATK telah mengirimkan kepada KPK laporan mengenai transaksi mencurigakan beberapa caleg petahana. Nilai transaksinya, mencapai miliaran rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com