Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Busyro: Itulah Efeknya kalau Presiden Aktif di Parpol, apalagi Ketua Umum...

Kompas.com - 27/03/2014, 19:29 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas menilai, penggunaan fasilitas negara untuk kampanye oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan akibat rangkap jabatan yang dilakoni SBY. Selain menjabat Presiden, SBY juga menjabat Ketua Umum DPP Partai Demokrat.

"Itu efek akibat presiden aktif di parpol, apalagi ketua umum," kata Busyro melalui pesan singkat, Kamis (27/3/2014).

Menurut Busyro, rangkap jabatan tersebut membuat SBY sulit membedakan mana fasilitas negara dengan mana yang bukan. Busyro juga menilai presiden dan menteri-menteri yang menjadi juru kampanye menunjukkan kurang pekanya pemerintah terhadap masalah-masalah yang berkembang di tengah masyarakat.

"Hasil kunjungan KPK ke beberapa provinsi yang bermasalah di sektor mineral batubara menemukan fakta mengenaskan. Belum lagi bansos yang dikorup, APBD 75 persen untuk biaya belanja pegawai, dan lain-lain problem nasional. Jurkam oleh presiden dan menteri-menteri membuktikan kurang pekanya terhadap problem di atas," paparnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja mengatakan, penggunaan fasilitas negara untuk kampanye tidak dibenarkan menurut undang-undang. Sedianya, menurut Adnan, para pejabat atau penyelenggara negara yang tengah mengikuti kampanye menyadari hal tersebut. Meski demikian, menurut Adnan, KPK tidak dalam kapasitasnya mengawasi penggunaan fasilitas negara untuk berkampanye.

KPK, lanjutnya, mengambil bagian dalam mengawasi penggunaan dana bantuan sosial di tingkat kementerian mau pun di pemerintah daerah. KPK meyakini, ada kaitan antara peningkatan dana bansos dengan penyelenggaraan pemilu.

Seperti diberitakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga ketua umum Partai Demokrat menjadi sorotan karena dianggap menggunakan fasilitas negara untuk berkampanye. SBY bertolak ke Lampung pada Rabu (26/3/2014) siang, setelah menggelar rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta.

Di Lampung, SBY berkampanye di hadapan ribuan kader dan simpatisan Partai Demokrat. Menurut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, keberangkatan dan kepulangan SBY dibiayai pemerintah meski dalam kepentingan kampanye. Sejumlah menteri pun turut mendampingi SBY. Ketika SBY berganti jaket partai, para menteri ini baru melepaskan diri dari SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com