Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Dukung KPK Selidiki Pengelolaan Dana Haji

Kompas.com - 07/02/2014, 15:12 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Golkar Ace Hasan Syadzily mendukung langkah Komisi Pemberantasan Korupsi menyelidiki pengelolaan dana haji tahun anggaran 2012-2013. Menurutnya, ada kecurigaan terhadap pengelolaan dana haji. KPK, kata dia, seharusnya melakukan penyelidikan.

Ace mengatakan, berdasarkan audit Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap pengelolaan dana haji 2012-2013, ditemukan sekitar Rp 230 miliar dana mencurigakan. Golkar, kata dia, siap mengawal KPK menyelidiki pengelolaan dana haji.

“Partai Golkar berada di garda terdepan mendukung KPK dalam menyelidiki dana pengelolaan haji,” kata Ace, dalam pernyataan tertulis yang diterima Jumat (7/2/2014).

Menurut Ace, hasil audit PPATK juga mengungkap bahwa pada tahun anggaran 2012-2013, dana pengelolaan haji terkumpul sebanyak Rp 80 triliun dan imbalan hasil sekitar Rp 2,3 triliun. Jumlah tersebut dianggap sangat besar sehingga perlu konsep manajerial tepat, transparan dan akuntabel, termasuk perlu adanya laporan secara periodik dana pengelolaan haji tersebut.

Ace menyebutkan, kecurigaan dalam pengelolaan haji terlihat dari awal pendaftaran. Setoran awal jamaah haji ini per tahunnya bisa mencapai Rp 2 triliun. Pada 2018, jumlahnya diprediksi mencapai hampir Rp 100 triliun mengingat antusiasme masyarakat untuk beribadah haji terus meningkat. Sementara, kuota haji yang diberikan relatif tetap sehingga terjadi antrean.

Menurut dia, daftar tunggu secara nasional calon jamaah haji hingga kini sudah mencapai sekitar 1,9 juta orang, sementara kuota haji Indonesia setiap tahunnya hanya 211.000 orang. Dengan demikian, daftar tunggu keberangkatan haji semakin bertambah.

"Angka yang sangat besar sehingga wajar jika masyarakat menaruh curiga terhadap hal ini. Jumlahnya puluhan triliun disimpan oleh dan atas nama Kemenag. Bagaimana cara investasinya dan ke mana hasil investasinya tidak ada orang yang tahu. Masyarakat saja curiga kok, masa KPK enggak,” kata Ace.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar Januari 2013, KPK mulai menelaah laporan masyarakat mengenai pengelolaan dana haji. Direktorat Pencegahan KPK juga telah mengerjakan kajian mengenai dana haji tersebut. Masih di tahun yang sama, KPK mengirimkan tim ke Mekkah untuk memantau langsung pelaksanaan haji 2013. Johan ketika itu mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan hasil audit Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai kejanggalan pengelolaan dana haji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com