Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar: Golkar dan PDI-P Punya Sejarah Berkoalisi

Kompas.com - 05/02/2014, 12:32 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, koalisi Golkar dan PDI Perjuangan (PDI-P) sangat mungkin diwujudkan. Golkar dan PDI-P, katanya, pernah memiliki sejarah berkoalisi pada tahun 2004. Saat itu, Akbar masih menjabat Ketua Umum DPP Partai Golkar. Kedua partai membentuk koalisi kebangsaan. Pada 2004, Golkar mendukung pasangan calon presiden yang diusung PDI Perjuangan.

"Dalam koalisi kebangsaan itu, di putaran kedua, Golkar dukung Mega-Hasyim," kata Akbar, di sela-sela acara sarasehan caleg HMI, di Jakarta, Rabu (5/2/2014).

Namun, koalisi tak berlanjut setelah Golkar menggelar Musyawarah Nasional dan memutuskan Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar. Di tahun yang sama, Jusuf Kalla terpilih sebagai Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono.

"Setelah Pak JK jadi Ketum, maka praktik koalisi itu tidak lagi berjalan karena Pak JK berkepentingan memberi dukungan pada pemerintah karena dia wapres," ujarnya.

Akbar menjelaskan, koalisi kebangsaan dibentuk untuk membangun kekuatan di luar pemerintah. 

"Sekarang ini koalisi itu sangat mungkin karena kita punya sejarah. Tapi kalau Golkar dan PDI-P sama-sama bisa mengusung capres, mari berkompetisi secara sehat," kata Akbar.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengungkapkan bahwa partainya telah lama memendam keinginan berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Ia yakin, kondisi politik nasional akan stabil apabila koalisi Golkar dengan PDI Perjuangan terwujud.

Menurut Hajriyanto, 2014 merupakan momentum tepat untuk mewujudkan koalisi tersebut. Saat ini, Golkar masih terikat kontrak dengan Sekretariat Gabungan koalisi partai pendukung pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com