Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketimbang Panggil Boediono, DPR Sebaiknya Selesaikan PR!

Kompas.com - 07/12/2013, 13:44 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati menyampaikan bahwa fraksi Partai Demokrat menilai tidak ada pentingnya bagi Tim Pengawas Bank Century (Timwas Century) Dewan Perwakilan Rakyat untuk kembali memanggil Wakil Presiden Boediono. Menurut Andi, lebih penting jika DPR saat ini menyelesaikan tugas-tugasnya yang masih menumpuk sebelum masa bakti berakhir.

“Masih banyak tugas DPR yang ditunggu masyarakat, undang-undang masih banyak yang harus direvisi, sisa tiga bulan lebih menjelang Pemilu. Kami yakin kinerja DPR semakin menurun karena mereka disibukkan dengan urusan dapilnya (daerah pemilihannya) masing-masing. Saya setuju masih banyak PR (pekerjaan rumah) DPR yang harus dituntaskan,” kata Andi di Jakarta, Sabtu (7/12/2013).

Andi menilai, perlu dilihat juga sejauh mana kemaslahatan pemanggilan ulang Boediono oleh Timwas Century tersebut. Jangan sampai pemanggilan ini hanya terkait motif politik. “Karena tahun depan semakin memanas dalam menghadapi Pemilu 2014, patut dicurigai ada indikasi politik atau politisasi dengan pemanggilan Boediono kembali oleh DPR,” katanya.

Meskipun Boediono bukan kader Demokrat, kata Andi, dia adalah wapres yang diusung Partai Demokrat. Andi juga menegaskan bahwa partainya bukan bermaksud membatasi kewenangan pengawasan DPR. Menurut Andi, dalam menjalankan fungsi pengawasan, seyogyanya DPR mengawasi proses hukum yang berjalan di KPK.

Sedianya, menurut dia, DPR konsisten dengan keputusan panitia khusus (pansus) hak angket Century yang menilai ada indikasi pelanggaran hukum dalam bail out Bank Century sehingga penyelesaiannya diserahkan kepada KPK.

“Apabila diklafirikasi, DPR mau memutuskan apalagi karena keputusannya sudah ada, yaitu diserahkan kepada KPK karena ini kasus hukum, bukan kasus politik. Kan sudah bicara penegak hukum, kenapa lagi politik?” tutur Nurpati.

Sebelumnya, Timwas Century sepakat untuk memanggil Boediono. Hal tersebut dilakukan untuk mengklarifikasi pernyataan Boediono dalam jumpa persnya setelah diperiksa KPK di Istana Wapres beberapa waktu lalu. Ketika itu, Boediono diperiksa dalam kapasitasnya sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia untuk menggali informasi mengenai keputusan Bank Indonesia memberi fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP).

Dalam jumpa persnya, Boediono menyampaikan sejumlah hal, di antaranya mengatakan bahwa jawaban dari pembengkakan dana talangan untuk Bank Century menjadi tanggung jawab Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai pihak yang menjadi pemilik setelah Bank Century diambil alih dari pemilik lamanya. Terkait proses politik kasus Century di DPR, Boediono pernah didengarkan keterangannya oleh pansus Century sekitar 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Coklit Pemilih Pilkada Berlangsung, Bawaslu Ungkap 10 Kerawanan Prosedur

Coklit Pemilih Pilkada Berlangsung, Bawaslu Ungkap 10 Kerawanan Prosedur

Nasional
Hari Ini, SYL dkk Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Pemerasan dan Gratifikasi di Kementan

Hari Ini, SYL dkk Hadapi Sidang Tuntutan Kasus Pemerasan dan Gratifikasi di Kementan

Nasional
Stafsus Klaim Jokowi Tak 'Cawe-cawe' di Pilkada Manapun

Stafsus Klaim Jokowi Tak "Cawe-cawe" di Pilkada Manapun

Nasional
Panasnya Rapat di DPR Bahas Peretasan PDN: Kominfo, BSSN dan Telkom Saling Lempar Bola hingga Disindir Bodoh

Panasnya Rapat di DPR Bahas Peretasan PDN: Kominfo, BSSN dan Telkom Saling Lempar Bola hingga Disindir Bodoh

Nasional
Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden Lah, Ketumnya Kan Saya

Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden Lah, Ketumnya Kan Saya

Nasional
Menkominfo Masih Bisa Bilang Alhamdulillah usai PDN Diretas, Ini Sebabnya

Menkominfo Masih Bisa Bilang Alhamdulillah usai PDN Diretas, Ini Sebabnya

Nasional
Peretasan PDN Bukti Keamanan Data RI Lemah, Kultur Mesti Diubah

Peretasan PDN Bukti Keamanan Data RI Lemah, Kultur Mesti Diubah

Nasional
Komisi I Desak Pemerintah Buat Satgas dan Crisis Center Tangani PDN

Komisi I Desak Pemerintah Buat Satgas dan Crisis Center Tangani PDN

Nasional
Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden, yang Ketum Kan Saya!

Kaesang ke Sekjen PKS: Jangan Bawa-bawa Presiden, yang Ketum Kan Saya!

Nasional
PDN Diretas, Pengelola sampai Pejabat Dinilai Patut Ditindak Tegas

PDN Diretas, Pengelola sampai Pejabat Dinilai Patut Ditindak Tegas

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tanggapan Parpol Atas Manuver PKS Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta | Pemerintah Pasrah Data PDN Tak Bisa Dipulihkan

[POPULER NASIONAL] Tanggapan Parpol Atas Manuver PKS Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta | Pemerintah Pasrah Data PDN Tak Bisa Dipulihkan

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Nasional
Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Nasional
PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

Nasional
TB Hasanuddin Titipkan 'Anak' Bantu BSSN Buru 'Hacker' PDN

TB Hasanuddin Titipkan "Anak" Bantu BSSN Buru "Hacker" PDN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com