Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres Internal PKS Bisa Jadi Cawapres

Kompas.com - 30/11/2013, 20:37 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini mengatakan, calon presiden internal yang terpilih dari pemilihan raya (pemira) memiliki kemungkinan calon wakil presiden dalam pemilu presiden (pilpres) 2014. Jazuli mengatakan, partainya akan mengambil setelah pemilu legislatif (pileg).

"Kalau (capres) internal itu pilihannya dua. Kalau enggak capres ya cawapres," ujar Jazuli di Jakarta, Sabtu (30/11/2013).

Jazuli mengatakan, saat ini fokusnya sedang mencari capres partai internal PKS. Apabila perolehan suara PKS tidak mencapai ambang batas presiden (presidential treshold), PKS siap berkoalisi dengan partai lain. Dengan kata lain, ia mengatakan, hasil pileg akan menjadi penentu bagi langkah partai selanjutnya.

Kendati demikian, Jazuli mengatakan, partainya masih berharap Mahkamah Konstitusi mengabulkan uji materi (judicial review) Undang-Undang Pilpres. Apabila terkabul, katanya, maka semua partai politik yang lolos ambang batas parlemen (parliamentary treshold) bisa mencalonkan capres dari partainya sendiri. "Kemungkinan PKS akan tetap mencalonkan (capres sendiri) jika itu dikabulkan," kata Jazuli.

Seperti diberitakan, pemira mulai digelar Sabtu ini pada pukul 08.00 sampai 16.00 WIB, melalui tempat pemungutan suara yang tersebar di kantor-kantor PKS. Seluruh kader PKS yang memiliki kartu anggota dapat turut memberikan suara.

Hasil dari pemira akan mendapatkan lima nama dari 22 kandidat untuk dibawa ke Majelis Syuro PKS. Majelis Syuro kemudian akan menggodok kelima nama dan memutuskan satu nama sebagai bakal calon yang akan diusunge pilpres 2014. Penentuan capres ini diperkirakan akan berlangsung pada pertengahan Desember 2013.

Selain Pemira, PKS juga membentuk tim untuk menelaah kandidat capres ataupun cawapres dari kalangan eksternal. Menurut Anggota Majelis Syuro PKS Refrizal, sejauh ini sudah ada beberapa kandidat capres dan partai politik yang mendekatkan diri ke PKS. Namun, dia enggan mengungkap identitas capres dan partai tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com