Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada yang Sukarela Berikan Kursi Presiden

Kompas.com - 18/11/2013, 17:26 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hajriyanto Y Thohari menganggap pemilihan umum sebagai pertarungan memperebutkan kekuasaan. Ia yakin, tak ada pihak yang sukarela memberikan kursi presiden kepada lawan-lawan politiknya.

Hajriyanto menyampaikan, secara teologis, Tuhan mengirim nabi untuk mengurus umatnya melalui agama yang disampaikan. Sama halnya dengan raja, sultan atau presiden, orang-orang yang menduduki posisi itu, kata Hajriyanto, merupakan utusan Tuhan untuk mengurus sebuah negara.

Seorang sosiolog muslim, Ibnu Khaldun, kata Hajriyanto, bahkan menyatakan bahwa kedudukan seorang raja, sultan, atau presiden setingkat dengan kedudukan nabi. Lebih tegas, ia menyampaikan bahwa jabatan sebagai presiden sangat terhormat dan memberikan kepuasan lahir batin yang luar biasa.

"Maka kedudukan itu enggak ada yang diberikan secara sukarela, selalu diperebutkan, bahkan perebutan tahta itu bisa merusak sendi-sendi negara," kata Hajriyanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/11/2013).

Ketua DPP Partai Golkar ini melanjutkan, pemilihan umum juga dianggapnya sebuah arena memperebutkan kekuasaan. Hanya saja, perebutan kekuasaan itu dibatasi dengan aturan main yang jelas dan tegas, adil, beradab, dan tanpa kekerasan.

Secara pribadi, ia beranggapan calon pemimpin yang maju di 2014 haruslah mengantongi dua syarat utama, yaitu bersih secara ideologis, dan hukum.

"Karena persoalan terbesar dari publik adalah soal korupsi, bidang yang paling menimbulkan frustrasi di masyarakat kita, terutama saat korupsinya sudah masuk ke eksekutif, legislatif, dan yudikatif," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com