Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascaricuh, Pengunjung Tak Bebas Lagi Masuk Gedung MK

Kompas.com - 15/11/2013, 09:28 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mahkamah Konstitusi (MK) akan memperketat pengamanan pasca-kericuhan yang terjadi dalam sidang putusan perkara Pilkada Provinsi Maluku yang terjadi kemarin. Pengamanan tersebut meliputi pengamanan di dalam sistem internal MK hingga meminta bantuan aparat kepolisian.

"Kita akan perketat pengamanan untuk mencegah peristiwa seperti ini terjadi lagi. Kita akan mengubah peraturan pengamanan yang ada di MK," ujar Ketua MK Hamdan Zoelva dalam jumpa pers, Jumat (15/11/2013).

Pertama, ujar dia, MK akan mengurangi jumlah pengunjung yang bisa memasuki lobi dan ruang sidang. Menurut Hamdan, pengunjung yang bisa memasuki ruang sidang pun nantinya harus mendaftar terlebih dahulu.

Mereka yang sudah terdaftar bisa mendapatkan akses memasuki ruang sidang dengan menggunakan ID card. Nantinya, para pengunjung tersebut juga tidak bisa keluar masuk ruang sidang saat sidang masih berjalan.

"Jadi, kalau sudah masuk, ikuti sidang sampai selesai. Kalau mau keluar, ya di luar, tidak usah masuk," jelas Hamdan.

Selain pengaturan sistem pengunjung tersebut, Hamdan juga mengaku akan memperketat keamanan dengan berkoordinasi dengan anggota kepolisian. MK akan menambah personel kepolisian yang berjaga sehingga pengamanan bisa lebih maksimal.

"Nanti tambahan personel kepolisian akan kita tempatkan di pintu depan di luar persidangan sehingga tidak bisa sembarang dimasuki," ujarnya.

Selain masalah keamanan, pasca-kejadian ini, Hamdan mengaku MK akan tetap menjalankan fungsi dan kinerjanya seperti biasa. Sidang-sidang yang sudah dijadwalkan tetap akan berjalan seperti sediakala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com