Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Tagih Janji KPU untuk Uji Publik Sistem Data Pemilih

Kompas.com - 25/09/2013, 09:57 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – DPR menangih janji Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menggelar uji publik Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) di hadapan DPR dan pemerintah. Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo mengatakan, DPR masih meragukan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah ditetapkan KPU lewat sistem informasi tersebut.

“Dari awal kami meminta KPU, Sidalih itu untuk diuji publik. Selama ini, menurut hemat kami, belum ada uji publik. Kami mintanya di depan DPR yang uji publik,” kata Arif, seusai rapat tertutup antara DPR, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Rabu (25/9/2013) di Gedung Kemendagri, Jakarta Pusat.

Dia mengatakan, undang-undang memang tidakmemerintahkan pelaksanaan uji publik terhadap sistem yang baru diaplikasikan pada Pemilu 2014. Tetapi, katanya, uji publik merupakan kesepakatan bersama dalam rapat antara Komisi II DPR dengan KPU.

Arif mengatakan, meski telah menyaksikan penyandingan data pemilih versi KPU yang termuat di dalam Sidalih dengan data penduduk versi Kementerian Dalam Negeri, pihaknya belum meyakini akurasi dan kesahihan data pemilih Pemilu 2014. Oleh karena itu, dia meminta KPU membuka dan membuktikan akurasi DPT di hadapan DPR, pemerintah dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebelum rekapitulasi DPT direkapitulasi secara nasional.

“Kami minta KPU mengecek keseluruhan data pemilih. DPT bisa ditetapkan dan diumumkan kepada publik sepanjang diyakini akurasinya tinggi. Ya (sebelum direkapitulasi) harus ditunjukkan dulu kepada DPR dan Pemerintah), termasuk juga kepada Bawaslu,” ujar Arif.

Ia menekankan,hal itu untuk memastikan daftar pemilih, yang seharusnya ditetapkan 23 OKtober 2013 mendatang, akurat. Artinya, tegas dia, tidak ada lagi data ganda, yaitu seorang pemilih tercatat hingga lebih dari satu kali.

“Dan, masih ada warga negara yang berkategori pemilih yang belum terdaftar. Itu tugas KPU memasukkannya dalam daftar pemilih,” kata politisi PDI Perjuangan itu.

Arif mengatakan, pihaknya akan kembali mengajak KPU bicara untuk membuktikan bahwa lembaga penyelenggara pemilu itu telah melakukan perbaikan perbaikan atas pemutakhiran data pemilih.

“Dan bisa meyakinkan semua pihak, baik Pemerintah maupun Komisi II DPR, bahwa proses pemutakhiran berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan hasilnya adalah DPT yang akurat,” ujarnya.

Pada akhir Agustus lalu, KPU melakukan uji publik Sidalih kepada perwakilan partai politik, penggiat pemilu, dan elemen masyarakat. Namun, uji publik tersebut dinilai sangat terlambat.

"Ini waktu uji publik sangat terlambat. DPT (daftar pemilih tetap) tingkat kabupaten sebentar lagi sudah diumumkan," kata penggiat pemilu dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Yurist Oloan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com