Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal Uji Kepatutan Calon Dubes Belum Jelas

Kompas.com - 04/09/2013, 11:03 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat telah menerima 22 nama calon duta besar usulan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, jadwal uji kepatutan terhadap para calon dubes itu masih belum jelas karena kemungkinan tidak diterimanya pertimbangan dari DPR untuk Presiden.

Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar Tantowi Yahya mencontohkan, pada tahun 2012 lalu, pemerintah mengirimkan 34 calon dubes. Setelah pemaparan visi dan misi serta pendalaman, Komisi I menilai ada 11 calon yang tidak layak menjadi dubes.

"Pada awalnya pemerintah menerima pertimbangan DPR tersebut, tapi belakangan sebagian besar calon dubes yang tidak layak tersebut tetap dilantik sebagai dubes," ujar Tantowi dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (4/9/2013).

Tantowi mengaku tak tahu pertimbangan pemerintah. Ia mengungkapkan, Presiden memang memiliki otoritas penuh dalam melantik calon dubes. Namun, hal tersebut membuat kerja Komisi I menjadi sia-sia.

"Inilah yang membuat banyak anggota Komisi I mempertanyakan makna dari pertimbangan DPR tersebut bagi Presiden. Dan ini berujung pada belum jelasnya kapan uji kepatutan dan kelayakan bagi 22 calon dubes tersebut akan dilaksanakan," kata Tantowi.

Sebelumnya, Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengatakan, jadwal uji kepatutan dan kelayakan kemungkinan akan dilakukan pada 18-19 September 2013. Namun, hal tersebut belum disepakati oleh Komisi I.

Berdasarkan Pasal 13 ayat 1 dan 2 UUD 1945 dan Pasal 196 Tatib DPR RI, Presiden mengajukan calon dubes ke DPR untukk mendapatkan pertimbangan. Hal ini dilakukan karena selain sebagai representasi Presiden dan negara, dubes adalah juga representasi rakyat Indonesia.

Pertimbangan dari DPR dilakukan dalam bentuk penyampaian visi dan misi dari masing-masing calon di hadapan anggota Komisi I yang membidangi luar negeri. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan pendalaman. Mekanisme ini, sebut Tantowi, biasanya dilakukan secara intens dan maraton dari pagi sampai malam dan bersifat tertutup.

"Pos dubes jangan diberikan sebagai balas jasa atau kepentingan politik. Pemerintah tidak pernah kekurangan stok calon dubes yang mumpuni baik dari Kemenlu, parpol, maupun dari kelompok masyarakat," katanya.

Berdasarkan informasi yang beredar di wartawan, 22 nama calon dubes itu mencakup nama Fauzi Bowo yang akan ditempatkan sebagai Duta Besar RI untuk Jerman. Sementara Ito Sumardi akan menjadi Duta Besar RI untuk Myanmar. Selain dua nama itu, ada 20 nama lainnya yang diusulkan Presiden, di antaranya ada Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Yuli Mumpuni dan juga adik dari Yusril Ihza Mahendra, Yusron Ihza Mahendra.

Berikut daftar lengkap 22 usulan nama calon dubes RI:

1. Fauzi Bowo (Jerman)
2. Suprapto Martosetomo (Afrika Selatan)
3. Yuli Mumpuni (Spanyol)
4. Yusron Ihza Mahendra (Jepang)
5. Budi Bowoleksono (Amerika Serikat) menggantikan Dino Patti Djalal yang akan diangkat sebagai Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
6. Linggawaty Hakim (Swiss)
7. Komjen (Purn) Ito Sumardi (Myanmar)
8. Letjen (Purn) TNI Jhony Lumintang (Filipina)
9. Drs Yuwono A Putranto (Norwegia)
10. Raudin Anwar (Libya)
11. Abdurrahman M Fachir (Arab Saudi)
12. Jose Antonio Morato Tavares (Selandia Baru)
13. Irmawan Emir Wisnandar (Laos)
14. Sugeng Rahardjo (China)
15. Burhanuddin (Sudan)
16. Nurul Qomar (Brunei Darussalam)
17. Gary Rachman Makmun Jusuf (Fiji)
18. Rahmat Pramono (PTRI ASEAN)
19. Diar Nurbiantoro (Romania)
20. Mulya Wirana (Portugal)
21. Pitono Purnomo (Kamboja)
22. Moenir Ari Soenanda (Peru)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com