Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Sajadah, Pengalaman Terbesar Jenderal Moeldoko

Kompas.com - 21/08/2013, 19:58 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Calon panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan pengalaman terbesarnya selama mengabdi di kesatuan TNI. Ia mengakui, kisruh Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, merupakan tantangan berat selama dirinya mengabdi sebagai anggota TNI.

Saat itu, Moeldoko masih menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi. Untuk menghadapi kerusuhan itu, Moeldoko mengaku mempelajari penyebab masalah sebelum membuat keputusan. Berdasarkan pengalamannya, ada dua hal yang memicu kerusuhan di Cikeusik, yakni mengenai akidah jemaah Ahmadiyah serta komunikasi buruk antara jemaah Ahmadiyah dan warga lainnya.

Ia menyampaikan, dirinya tak mencampuri urusan akidah jemaah Ahmadiyah. Terkait dengan komunikasi yang buruk, Moeldoko memutuskan membuat kanalisasi lantaran orang non-Ahmadiyah mencurigai jemaah Ahmadiyah.

Setelah mengetahui penyebab kerusuhan, akhirnya Moeldoko membuat sebuah konsep untuk menganalisasi semua warga. Lebih jauh, ia juga mengingatkan kepada warga setempat untuk menyamakan ajaran Nabi Muhammad SAW tentang ajaran kasih sayang dan tidak saling melukai.

"Sebuah pukulan dalam kepemimpinan saya. Saya melarang orang-orang melakukan kekerasan terhadap Ahmadiyah, terhadap masjid maupun orangnya. Perusakan masjid dengan bom molotov harus dihentikan," kata Moeldoko dalam rapat uji kelayakan dan kepatutan calon panglima TNI di Komisi I DPR, Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Waktu itu, Moeldoko juga mengajak warga non-Ahmadiyah untuk menggelar sajadah di masjid Ahmadiyah. Baginya, hal itu merupakan ajakan moral agar warga non-Ahmadiyah mau dan dapat memahami tentang Ahmadiyah.

"Pertanyaannya, apakah boleh (non-Ahmadiyah) menggelar sajadah di (masjid) Ahmadiyah? Boleh, karena adanya kesepakatan dengan Ahmadiyah mereka mengatakan terbuka," ujarnya.

Gagasan tersebut, kata Moeldoko, disampaikan juga kepada kepala daerah, kepala polda, dan semua pihak yang berwenang. Menurut dia, semuanya mengapresiasi dan menyetujui gagasannya. Ia juga mengajak anggota TNI dan Polri untuk terlibat. Dengan demikian, TNI dan Polri dapat menjadi penengah bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Namun, kenyataan di lapangan tak berjalan mulus. Moeldoko mengatakan sempat ada sedikit perselisihan antara jemaah Ahmadiyah dan non-Ahmadiyah terkait dengan kewenangan yang menjadi imam saat ibadah di masjid Ahmadiyah.

"Waktu itu pakai pakaian dinas, kami masuk ke masjid mengawal mereka. Tapi akhirnya berjalan dengan baik," tegasnya.

Pria yang akan segera dilantik menjadi Panglima TNI ini mengaku tak peduli banyaknya gunjingan tentang Operasi Sajadah. Pasalnya, ia fokus menyelesaian kerusuhan di Cikeusik dan memastikan tak ada kekerasan kepada warga Ahmadiyah.

"Saya memiliki risiko tinggi, high risk, high cost. Buktinya saya pindah (dari) Pangdam Jaya langsung menjadi jenderal bintang tiga," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com