"Kelihatannya dari berbagai pernyataan Istana, presiden memilih untuk mempercepat. Ya silakan, ini kewenangan presiden. Tapi menurut saya pertahankan saja Timur Pradopo sampai pada masanya pensiun," kata Priyo di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Politisi Partai Golkar ini menegaskan, mengingat masuknya tahun politik, maka ia yakin secara otomatis posisi-posisi strategis tak akan mengalami kekosongan. Terlebih posisi pimpinan Polri. Priyo menyerahkan semuanya pada Presiden SBY, karena meski prosesnya dilakukan oleh Komisi Kepolisian Nasional, namun tetap semua akan bermuara pada Presiden.
"Karena tahun politik, kalau presiden memilih figur yang cakap, mampu, dan profesional, saya kira proses di DPR akan lancar. Tapi kalau sebaliknya, ya ini yang kita tidak tahu karena DPR bisa beri penilaian lain," ujarnya.
Sebelumnya, anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil menyatakan muatan politik tak bisa dihindari dalam pemilihan Kapolri. Untuk itu, Kapolri mendatang dapat menahan diri dari godaan kekuasaan.
Agar DPR dapat memilih Kepala Polri secara tepat, Nasir berharap, Presiden SBY mengirim lebih dari satu calon pada DPR hingga ada kompetisi yang sehat dalam pemilihan itu.
Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo akan memasuki masa pensiun pada Januari 2014. Komisi Kepolisian Nasional membuat penilaian rekam jejak terhadap sembilan perwira tinggi Polri yang dapat dicalonkan menjadi Kapolri.
Mereka adalah Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komisaris Jenderal (Komjen) Sutarman, Kepala Lembaga Pendidikan (Kalemdik) Polri Komjen Budi Gunawan, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar, Asisten Kapolri Bidang Operasi (Asop) Inspektur Jenderal (Irjen) Badrodin Haiti, Kepala Divisi Informasi dan Teknologi (IT) Polri Irjen Anis Angkawijaya, Wakil Kabareskrim Polri Irjen Anas Yusuf, Kepala Divisi Hukum (Divkum) Polri Irjen Anton Setiadi, Kepala Badan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Puji Hartanto, dan Kepala Polda Metro Jaya Irjen Putut Bayu Seno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.