Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehadiran Abraham Samad Dianggap Mengganggu Persidangan

Kompas.com - 12/07/2013, 13:49 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tim pengacara terdakwa kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) Inspektur Jenderal Djoko Susilo keberatan dengan kehadiran Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (12/7/2013). Pengacara Djoko, Juniver Girsang, menyampaikan protesnya melalui majelis hakim Pengadilan Tipikor ketika kedatangan Abraham mengundang kegaduhan para pewarta yang meliput jalannya persidangan.

“Masalah apa ini majelis, mengganggu ketertiban,” kata Juniver.

Ketua Majelis Hakim Suhartoyo pun mengusulkan agar sidang dihentikan sementara guna memberi waktu kepada pewarta foto untuk mengambil barang.

“Atau berikan waktu untuk foto dulu supaya tidak mengganggu ketertiban?” kata Suhartoyo.

Saran hakim ini pun diamini pihak Djoko. “Sebaiknya begitu, karena sidang ini sidang yang terhormat,” ujar Juniver.

Sekitar satu jam kemudian, Abraham meninggalkan ruangan persidangan. Lagi-lagi, pergerakan Abraham ini disusul pergerakan wartawan yang cukup menimbulkan kegaduhan. Juniver pun kembali menyampaikan protesnya melalui majelis hakim.

“Mohon tidak terjadi lagi di kemudian hari. Untuk pengunjung, setiap pengunjung yang mau keluar gedung harus izin majelis,” ujarnya.

Menanggapi protes pengacara Djoko ini, Ketua Majelis Hakim Suhartoyo sependapat dengan Juniver. Suhartoyo menilai, setiap pengunjung sidang sedianya menghormati persidangan dengan tidak masuk dan keluar ruang sidang sembarangan.

“Memang, setiap pengunjung harusnya menghormati persidangan ini. Mohon dihormati lembaga pengadilan, siapa pun yang mau masuk atau keluar, secara etika harus memberitahukan kepada majelis,” tutur Suhartoyo.

Sementara itu, di luar ruangan sidang, Abraham mengaku tidak ada maksud tertentu dengan menghadiri persidangan Djoko hari ini.

“Tadi saya dari atas (ruang LHKPN KPK), nongkrong–nongkrong di sini,” kata Abraham.

Dia membantah sengaja hadir untuk menyaksikan penyidik KPK diperiksa sebagai saksi dalam persidangan.

Hari ini, persidangan memang menjadwalkan pemeriksaan sejumlah penyidik KPK sebagai saksi verbalisan, atau saksi yang menangani perkara dalam tahap penyidikan. Saat ditanya apakah dia tidak takut dianggap melakukan intervensi terhadap jalannya persidangan, Abraham menjawab, “Enggak-enggak, kebetulan saja, pengin lihat-lihat saja, keterangan-keterangan,” ujarnya.

Persidangan Djoko Susilo memang seolah mendapat perhatian lebih dari KPK. Sebelum Abraham, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto juga pernah memantau langsung jalannya persidangan. KPK mencurigai ada ketidakberesan dalam persidangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com