Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak Mahasiswa Unpam, Ini Komentar Wakapolri

Kompas.com - 19/10/2012, 15:04 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kedatangan Wakil Kepala Polri Komjen Nanan Sukarna di kampus Universitas Pamulang, Tangerang, Banten, Kamis (18/10/2012), disambut aksi mahasiswa. Aksi penolakan ini berujung bentrok yang mengakibatkan lima polisi terluka dan dua mahasiswa harus menjalani perawatan di rumah sakit. Apa komentar Nanan atas peristiwa tersebut?

"Sangat menyesalkan. Kita prihatinlah kepada teman mahasiswa yang menjadi korban, juga anggota," ujar Nanan seusai shalat Jumat di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2012).

Nanan menjelaskan, kehadirannya di kampus itu untuk memenuhi undangan menjadi pembicara dalam sebuah seminar yang diadakan kampus tersebut. Nanan diundang oleh Rektor Unpam. Menurut Nanan, ada ribuan mahasiswa yang menunggunya di seminar itu. Adapun yang menolaknya hanya dalam hitungan puluhan. Ia mengaku sudah mencoba berbagai cara untuk mengajak mahasiswa yang melakukan aksi penolakan agar bergabung dan mengikuti seminar yang bertema "Peran Serta Polri dan Tantangan Masa Depan".

"Ada 2.500 orang lebih yang hadir seminar. Kemudian 30 orang yang berlaku seperti itu (aksi demo) yang saya hadapi juga. Bagaimana kita dialognya? Saya ajak juga ke sana (seminar) tidak mau. 'Nyanyi Indonesia Raya', saya ikut nyanyi. Nyanyi 'Halo-halo Bandung', yuk, saya juga orang Bandung. Enggak ada masalah apa-apa. Tentang Nanan yang jelek, ada apa? Tentang polisi yang anarkis, nah kita betulkan," ungkapnya.

Meski demikian, Nanan mengaku tak kapok jika suatu saat kembali diundang untuk mengisi seminar, baik di sekolah maupun universitas.

Seperti diketahui, aksi penolakan atas kehadiran Nanan Sukarna di Universitas Pamulang (Unpam), Kamis (18/10/2012), berakhir bentrok dengan antara mahasiswa dan polisi. Bentrok terjadi pukul 10.00. Nanan pun sempat tertahan di dalam kampus. Alasan yang disampaikan para mahasiswa, mereka menolak polisi masuk kampus karena dianggap mengkriminalisasi mahasiswa pada bentrok yang pernah terjadi di daerah Bima, Cianjur, dan Cirebon.

Akibat peristiwa ini, lima polisi terluka dan dua mahasiswa menjalani perawatan di rumah sakit. Saat ini sepuluh orang masih diperiksa di Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com