Tujuh Hari Menentukan dari Tim Penilai UNESCO di Bali

 DENPASAR, KOMPAS.com — Mulai hari Selasa (11/10/2011) ini hingga 18 Oktober, tim penilai dari UNESCO datang untuk melakukan penelitian dan cek-ricek soal pengajuan empat lokasi di Pulau Dewata yang diajukan sebagai warisan budaya dunia.

Empat lokasi itu adalah kawasan hulu Pakerisan (Kabupaten Gianyar), Pura Taman Ayun (Kabupaten Badung), Kawasan Catur Angga (Kabupaten Tabanan), dan Pura Ulun Danu Danau Batur (Kabupaten Bangli).  

"Ini menjadi saat-saat mendebarkan. Saya berharap dan optimistis ini bisa lolos," kata Bambang Sulistyanto, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Badan Pengembangan Sumber Daya Budaya dan Pariwisata, Kemenbudpar, di Denpasar, Selasa.

Ia mengharapkan pula dukungan dari seluruh masyarakat Pulau Dewata, untuk menjaga warisan leluhur. Ini menjadi tantangan dan peluang berat bagi Bali, jika berhasil lolos menjadi warisan budaya dunia seperti situs sebelumnya, yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan situs Sangiran.

Mengapa menjadi berat bagi masyarakat Bali? Bambang menjelaskan bahwa masyarakat Bali harus bisa mempertanggungjawabkan warisan itu yang ketika nanti sudah menjadi milik dunia, agar terus terjaga.

Dunia melalui UNESCO akan terus mempertanyakan keberlangsungan warisan itu, dan jika terjadi sesuatu akan segera memperbaiki.