Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Ibu-ibu Tani kepada Presiden

Kompas.com - 26/08/2011, 09:34 WIB

KOMPAS.com — Rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhenti di kawasan Karang Jati, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (25/8/2011) siang, dalam perjalanan safari Ramadhan menuju Baturraden, Banyumas. Presiden menyapa  petani yang sedang melakukan panen padi.

Di tengah terik matahari, Presiden dan Ibu Ani dengan didampingi oleh Menteri Pertanian Suswono, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo turun ke sawah dan duduk di pematang guna berdialog dengan para petani.

Kontan para petani yang tengah sibuk memanen padi menghentikan aktivitas. Mereka terkejut melihat Kepala Negara tiba-tiba menghampiri. Para petani kemudian berebut "curhat" tentang hidup mereka.

Tak hanya para bapak tani yang bicara, para ibu tani pun tak mau ketingalan berkeluh kesah. Selain mengadukan masalah pertanian, sejumlah ibu petani juga menyatakan kesulitan membayar uang sekolah anak-anak dan keinginan mereka untuk berjabat tangan dengan Presiden yang selama ini hanya dilihat dari televisi.

Seorang ibu setengah baya mengemukakan, biaya sekolah kedua anaknya sangat memberatkan dirinya sebagai petani. Dalam bahasa Jawa Banyumasan, ibu itu mengatakan, selain SPP yang mahal, biaya buku pelajaran pun tak kalah mahal.

Kepala Negara kemudian meminta Mendiknas menjelaskan skema bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah. Namun, setelah dialog berlanjut, ternyata diketahui bahwa anak ibu itu bersekolah di sekolah menengah swasta dan bukan negeri.

Mendiknas mengatakan, pemerintah telah membebaskan uang SPP untuk pendidikan dasar, SD dan SMP, tetapi belum di tingkat SMA. Oleh karena itu, untuk SD dan SMP, sekalipun swasta, seharusnya bebas SPP. Nuh berjanji akan mengecek sekolah anak ibu itu untuk memastikan dana BOS digunakan semestinya.

Pada kesempatan itu, ibu petani tersebut juga mengeluhkan penghentian aktivitas produksi jamu tradisional oleh pihak berwenang. Menurut mereka, industri jamu rumahan itu dahulu dapat menjadi sumber penghasilan alternatif.

Namun, saat Presiden bertanya lebih lanjut, Gubernur mengatakan, jamu tradisional itu dicampur dengan bahan kimia sehingga produksinya diminta dihentikan. Gubernur meminta para petani jujur agar Presiden tidak salah membuat keputusan.

Pada akhir pertemuan, Presiden Yudhoyono menyerahkan bantuan Rp 100 juta untuk digunakan oleh kelompok tani sekaligus menitipkan salam bagi keluarga masing-masing.

Pesan yang sama juga diberikan kepada petani di Desa Sampan, Cilacap, yang terletak sekitar 4 kilometer dari Desa Karang Jati. Di Desa Sampang, Presiden dan Ibu Ani melakukan panen padi bersama.

"Bapak Ibu, semoga padi di sini makin subur, hasilnya makin banyak sehingga kesejahteraan makin baik. Saya senang bisa bertemu dengan Bapak dan Ibu. Semoga silaturahim kita tidak pernah putus, ya."

Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani didampingi oleh para staf khusus Presiden dan sejumlah menteri kabinet melakukan safari Ramadhan ke sejumlah kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah guna melihat langsung beberapa gedung sekolah dasar yang tak layak, pelayanan puskesmas di daerah terpencil, dan perkembangan industri rumah tangga serta berdialog dengan petani dan nelayan. Safari Ramadhan itu dilakukan selama lima hari, 22-26 Agustus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com