Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Nunun? Kata Adang, "Di Hati Saya"

Kompas.com - 25/05/2011, 11:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Adang Daradjatun, masih enggan mengungkapkan keberadaan istrinya, Nunun Nurbaeti, yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004. Adang justru menonjolkan sisi romantisnya ketika menjawab pertanyaan para jurnalis seputar keberadaan Nunun.

"Ada di hati saya. Saya sayang sama Ibu," ungkapnya sambil tersenyum di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/5/2011).

Keberadaan Nunun kembali menjadi pertanyaan pasca-pernyataan Ketua KPK Busyro Muqoddas dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, Senin lalu. Busyro mengatakan, KPK telah menetapkan status tersangka bagi Nunun sejak Februari lalu. Menanggapi status tersangka tersebut, Adang mengaku tak pernah tahu sebelumnya.

"Tahunya sejak diberitakan di DPR. Ora ono (surat)," kata anggota Komisi III DPR ini.

Beberapa kali Adang menunjukkan sisi romantisnya sebagai suami yang sangat mencintai istrinya dalam wawancara sebelum Rapat Paripurna DPR. Mantan Wakapolri ini mengatakan, sebagai suami yang sangat mencintai istri, tentu tak akan setuju pada tawaran status khusus bagi istrinya tersebut jika Nunun mau kooperatif. Adang juga menyebutkan, tak akan membiarkan ada pembentukan opini terhadap istrinya jika memang proses hukum yang tengah dijalankan tidak sesuai koridor yang berlaku.

Meski demikian, ia tak mau disebut menutup-nutupi sesuatu. Adang menampik penilaian bahwa KPK telah melakukan tebang pilih terhadap istrinya. "Saya enggak mau bicara seperti itu. Tapi, kalau istri saya salah, silakan saja dihukum," tandasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun KPK, Nunun sering bolak-balik Singapura-Thailand. KPK pun menjalin kerja sama dengan otoritas kedua negara tersebut untuk menemukan Nunun, termasuk melibatkan interpol. Selain itu, KPK juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk mencabut paspor Nunun. Menurut pengacara Nunun, Ina Rahman, kliennya masih dalam kondisi sakit. Keberadaannya hanya diketahui oleh pihak keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Nasional
    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    Nasional
    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Nasional
    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Nasional
    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Nasional
    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Nasional
    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Nasional
    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Nasional
    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com