Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Perlu Menebus "Dosa"

Kompas.com - 24/05/2011, 14:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendapatkan kritik bertubi-tubi. Lembaga perwakilan rakyat ini dinilai berkinerja buruk karena rendahnya produktivitas penyelesaian rancangan undang-undang. Tak hanya itu, DPR juga dituding menjadi "sarang" bagi orang-orang yang tersangkut kasus hukum. Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua DPR Pramono Anung dalam diskusi bertajuk "Kembalikan DPR kepada Rakyat" di Galeri Kafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (24/5/2011).

Menurut Pramono, "banjir" kritik tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk keprihatinan kolektif masyarakat terhadap anggota DPR yang harus disikapi secara positif.

"Bahkan, menurut saya, hal tersebut perlu dijadikan momentum untuk melakukan perbaikan dari segala dosa-dosa yang sudah dilakukan oleh DPR, mengingat DPR ini memiliki peran yang amat sentral dan strategis dalam menentukan arah dan nasib bangsa ini ke depan," ujar politisi senior PDI Perjuangan ini.

Pramono mengatakan, salah satu perbaikan yang harus dilakukan adalah memperbaiki kader-kader partai politik. Menurutnya, wajah buruk DPR saat ini tidak lepas dari kualitas partai politik.

"Kita lihat saja sistem pemilihan langsung anggota legislatif, juga kepala daerah lewat pilkada, yang diterapkan beberapa tahun lalu yang telah memunculkan politik biaya tinggi," jelasnya.

Selain itu, rapuhnya sistem kaderisasi dan pola rekrutmen di internal partai juga menjadi kendala. Ia menilai, rapuhnya kaderisasi telah mendorong sejumlah parpol bersikap pragmatis. Salah satu strategi yang banyak dijalankan dengan pola tersebut yakni dengan melakukan politik uang.

"Pendekatan ini, disadari atau tidak, pastinya tidak saja mencederai kehidupan berdemokrasi, tetapi sekaligus memunculkan tuduhan publik bahwa parpol telah menjadi episentrum dari segala praktik-praktik KKN," tambahnya.

Oleh karena itu, lanjut Pramono, untuk mengatasi permasalahan tersebut, harus dilakukan dengan cara memperkuat fondasi demokrasi partai politik dengan komitmen-komitmen untuk melakukan perubahan. Ia menilai perbaikan sistem kaderisasi parpol menjadi sesuatu hal yang tidak bisa ditawar karena menyangkut dengan kinerja para wakilnya di DPR.

"Di luar itu, oligarki dan sentralisasi kebijakan yang kini masih terlihat kuat di sejumlah partai, rasanya juga perlu segera dipangkas, karena kondisi demikian tidak sehat bagi berkembangnya demokrasi di negara ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com