Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditahan, Berat Cirus Turun

Kompas.com - 05/05/2011, 13:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar dua puluh hari setelah ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri, berat badan tersangka Jaksa Cirus Sinaga turun. Tubuh Cirus tampak jauh lebih kurus dibanding saat ia masih menghirup udara bebas.

Kondisi tubuh Cirus itu diketahui saat ia dibawa penyidik Bareskrim Polri melakukan pelimpahan tahap II, Kamis (5/5/2011) siang. Pelimpahan itu setelah pihak Kejaksaan menyatakan lengkap (P21) berkas perkara korupsi yang menyerat Cirus.

Kepada wartawan, ketua tim peneliti kasus Gayus HP Tambunan itu enggan berkomentar mengenai kasusnya, termasuk saat ditanya kondisi kesehatannya. Pria yang mengenakan kaus berkerah serta celana jins itu terus berjalan ke mobil tahanan.

Ikut dilimpahkan berbagai barang bukti yang dimasukkan ke dalam tiga kantong plastik serta dua koper. Mayoritas barang bukti itu adalah dokumen. Cirus terlebih dulu diperiksa kondisi kesehatannya sebelum dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

Parlindungan Sinaga, penasihat hukum Cirus mengakui beran badan kliennya turun sejak ditahan. Penurunan berat itu, menurut dia, akibat penyakit gula yang diidap Cirus. "Dia serba salah makannya. Makan nasi, gulanya naik. Nggak makan nasi jadi kurus. Kalau di luar (tahanan) dia biasa makan kentang. Di dalam masa minta kentang?" ucap dia ketika dihubungi Kompas.com.

Ketika ditanya apakah Cirus stres akibat ditahan, Palindungan menjawab, "Nggak. Dia sudah saya latih supaya tidak stress,".

Cirus dijerat pasal korupsi setelah diduga menghalang-halangi penyidikan kasus Gayus yang dilakukan penyidik Bareskrim Polri tahun 2009. Cirus adalah tersangka terakhir yang akan diadili terkait mafia kasus Gayus.

Selain kasus korupsi, Cirus juga dijerat bersama Haposan Hutagalung terkait kasus pemalsuan dokumen rencana penuntutan (rentut) untuk Gayus saat proses hukum di Pengadilan Negeri Tangerang. Menurut pengacara Cirus dan Haposan, penyidikan kasus itu tidak berjalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com