Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Alamat "E-mail" Resmi Komisi VIII

Kompas.com - 05/05/2011, 12:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi VIII DPR ternyata memang memiliki alamat surat elektronik (e-mail) resmi dengan domain resmi @dpr.go.id. Alamat e-mail itu dibagi-bagikan dalam secarik kertas kecil oleh salah satu staf Sekretariat Komisi VIII, Kamis (5/5/2011).

Alamat resmi e-mail Komisi VIII tersebut adalah set_komisi8@dpr.go.id. Alamat resmi Komisi VIII DPR itu juga terpampang dalam jawaban "Auto Response" ketika mengirimkan pesan ke alamat komisi8@yahoo.com. Pesan respons otomatis itu berisi pemberitahuan sebagai berikut:

"Terima kasih untuk e-mail Anda, tapi mohon maaf ini bukan e-mail resmi Komisi VIII DPR RI sebagaimana disebutkan dalam pertemuan Komisi VIII dengan PPIA di Melbourne. Silakan langsung menghubungi Komisi VIII yang asli di set_komisi8@dpr.go.id sesuai berita di link berikut: ... Selamat belajar dan berkarya untuk bangsa. Salam"

Staf tersebut mengatakan, alamat e-mail resmi Komisi VIII itu sebenarnya ada sejak 2005-2006. Ketika dicek ke dalam e-mail itu, pesan terlama yang bercokol di kotak masuk tertanggal 12 Juni 2010 yang berisi e-mail promo tentang properti. E-mail kedua terlama tertanggal 18 Juni 2010 yang ditujukan kepada Ketua DPR Marzuki Alie dari salah satu pejabat gubernur di China.

Ketika ditanya lebih jauh, staf komisi tersebut tak mau berkomentar banyak dan merujuk pertanyaan kepada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data, dan Informasi (P3DI) yang berada di bawah koordinasi Biro Umum Sekretariat Jenderal DPR.

PPIA tak substantif

Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding membenarkan bahwa komisi yang dipimpinnya memiliki alamat e-mail resmi yang selama ini dipergunakan untuk menerima surat resmi, masukan, ataupun aspirasi dari masyarakat, termasuk menerima keberatan dari masyarakat ketika menggelar uji kelayakan dan kepatutan institusi mitra komisi.

"Biasanya, untuk menerima surat-surat dari luar, masukan-masukan, pas seleksi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kami pakai. Tapi kan anggota DPR enggak mungkin hafal. Kami punya kok. Tapi kok kami diadili semacam anak kecil gitu, kan enggak enak juga," katanya.

Menurut Karding, staf komisi yang ikut serta dalam audiensi dengan PPIA di Melbourne memang lupa saking gugupnya waktu itu. Namun, politisi PKB ini menilai, Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) terlalu berlebihan ketika memperdebatkan soal alamat e-mail resmi DPR saat melakukan audiensi di Melbourne. "Enggak substantif protesnya," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

    Nasional
    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

    Nasional
    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

    Nasional
    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

    Nasional
    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

    Nasional
    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

    Nasional
    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

    Nasional
    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

    Nasional
    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

    Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

    Nasional
    Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

    Nasional
    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

    Nasional
    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

    Nasional
    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

    Nasional
    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com