JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal DPR Nining Indra Saleh tutup mulut. Dia tidak mau berkomentar sedikit pun soal "nyanyian" para anggota DPR periode 2004-2009 yang menyebutkan bahwa tak pernah ada rencana pembangunan gedung baru. Tudingan itu disampaikan sejumlah mantan anggota DPR yang pernah tergabung dalam Tim Pengarah Grand Design Kompleks Parlemen RI. Mereka mengatakan, Setjen DPR 2004-2009 yang juga dipimpin Nining telah "meluluskan" desain gedung PT Yodya Karya, yang menjadi master design gedung baru DPR setinggi 36 lantai.
"Aduhh, apa? Nanti dijelaskan, ya," katanya singkat, saat mendampingi Ketua DPR Marzuki Alie, Selasa (5/4/2011), di Gedung DPR, Jakarta.
Nining berusaha mengelak ketika fakta-fakta yang disampaikan sejumlah mantan anggota DPR dipaparkan. Menurut Nining, semua hal yang dipaparkan oleh Setjen selama ini sudah transparan.
"Kan, semua ada di web site, bisa dilihat. Enggak usah curiga-curigalah, kita sudah terbuka," ujar Nining.
Dalam keterangannya kepada pers, Senin (4/4/2011) kemarin, mantan anggota DPR periode 2004-2009 yang tergabung dalam Tim Pengarah Grand Design Kompleks Parlemen RI mencium kejanggalan dalam polemik rencana pembangunan gedung baru.
Ketua DPR saat ini, Marzuki Alie, melontarkan bola panas kepada anggota Dewan periode lalu yang mengurusi grand design kompleks parlemen. Padahal, saat pembahasannya dulu lebih kepada desain keseluruhan kompleks parlemen daripada unit gedung semata.
Marzuki ditantang untuk membuktikan ucapannya itu dengan data dan saksi. Pangkal persoalannya harus diketahui, Marzuki yang telah berbohong pada publik atau justru dia "ditipu" oleh Setjen DPR yang kini dipimpin oleh Nining Indra Saleh.
"Kami ingin tahu Ketua DPR nanti tanggapannya apa dan menunjukkan dalam forum apa DPR lalu mengesahkan pembangunan gedung, dokumentasinya apa? Kalau memang ada, kita kejar Ketua DPR yang lalu. Kalau tak ada, Ketua DPR sekarang telah melakukan pembohongan publik. Ketua ini sengaja melakukan pembohongan publik atau disesatkan dengan informasi-informasi yang tak benar dari Setjen?" kata mantan anggota Tim Peningkatan Kinerja DPR periode lalu Alvin Lie.
Tim Peningkatan Kinerja DPR hanya menghasilkan rekomendasi penyelenggaraan sayembara grand design kompleks parlemen RI. Oleh karena itu, mereka terkejut dengan terus berlanjutnya rencana pembangunan gedung baru, bahkan disebutkan merupakan kelanjutan dari rekomendasi PDR periode lalu.
Baca juga: Marzuki Minta Agung Bicara Gedung Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.