Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Suap, Oknum Pajak Dihukum 6 Tahun

Kompas.com - 11/01/2011, 12:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dedy Suwardi, pemeriksa pajak dari Kantor Pemeriksa Pajak Bandung I, divonis enam tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Terdakwa terbukti bersalah menerima suap sebagai imbalan menurunkan pajak terutang Bank Jabar tahun 2001 dan 2002.

"Terdakwa terbukti bersalah melanggar Pasal 12 Huruf a UU Tipikor," kata Ketua majelis hakim Herdin Agusten, Selasa (11/1/2011). Herdin menambahkan, selain hukuman penjara, terdakwa juga diwajibkan membayar denda Rp 200 juta subsider enam bulan penjara.

Vonis ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yang meminta terdakwa dihukum tujuh tahun penjara. Menurut Herdin, hal yang memberatkan adalah perbuatan terdakwa berdampak bagi penerimaan di sektor pajak. Yang meringankan adalah terdakwa sudah mengembalikan seluruh uang yang diterima, menyesal, memiliki tanggungan keluarga, dan belum pernah dihukum.

Dalam pertimbangan hukumnya, majelis hakim menyebutkan, Dedy turut serta bersama Edy Setiadi (Kepala Kantor Pajak Bandung I) bernegosiasi dengan PT Bank Jabar guna menurunkan pajak terutang bank tersebut. Setelah dinegosiasi, nilai pajak terutang PT Bank Jabar tahun 2001 berkurang dari Rp 129,2 miliar menjadi Rp 9,97 miliar.

Pada tahun 2002 nilai pajak terutang PT Bank Jabar berkurang dari Rp 51,8 miliar menjadi Rp 7,2 miliar. Dedy menerima bagian suap dengan dalih sebagai dana konsultasi dari pengurangan nilai pajak terutang tahun 2001 sebesar Rp 150 juta dan tahun 2002 sebesar Rp 400 juta.

Total uang yang diberikan PT Bank Jabar ke pegawai Kantor Pajak Bandung I selama dua tahun mencapai Rp 1,55 miliar. Selain kepada Dedy, uang itu juga dibagikan kepada Edy Setiadi dan tiga pemeriksa pajak lainnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com