JAKARTA, KOMPAS.com — Film Balibo disikapi dingin Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Djoko Santoso. Dengan tawa lebar, mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini mengaku tidak mengetahui secara rinci peristiwa yang menewaskan lima wartawan asing saat Indonesia masuk ke Timor Timur.
"Balibo Five itu sepengetahuan saya terjadi sebelum saya menjadi tentara, dan sekarang ini tahun depan saya sudah pensiun. Jadi, pengetahuan saya sedikit," ujar Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (4/12).
Seusai melempar jawaban tersebut, Djoko langsung menuju ruang pertemuan yang terletak di lantai II Kantor Presiden, Jakarta.
Balibo adalah film kisah pertama yang pengambilan gambarnya dilakukan di Timor Leste. Film itu bertutur tentang lima wartawan, Greg Shackleton dan Tony Stewart (Australia), Brian Peters dan Malcolm Rennie (Inggris), serta Gary Cunningham (Selandia Baru), yang tewas saat pasukan Indonesia menyerbu Balibo pada Oktober 1975. Kelima wartawan itu meliput masuknya tentara Indonesia ke Timor Timur untuk jaringan televisi Australia.
Wartawan keenam, Roger East, yang datang ke Indonesia untuk menyelidiki nasib rekan-rekannya, tewas di Dili, ibu kota Timor Timur, enam pekan kemudian saat tentara Indonesia menguasai kota itu. Film Balibo menggambarkan, East dipukuli kemudian dibunuh.
Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa kelima wartawan itu tewas tanpa sengaja di tengah baku tembak antara tentara dan kelompok Fretilin. Versi ini telah diterima Pemerintah Australia. Ramos Horta sendiri waktu itu adalah pemimpin Fretilin dan menjadi tokoh sentral dalam film Balibo.