Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curigai Orang Berjenggot dan Berjubah Langgar HAM

Kompas.com - 26/08/2009, 20:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ajakan pihak kepolisian di sejumlah daerah agar masyarakat lebih waspada terhadap orang-orang dengan penampilan berjenggot dan berjubah menuai kontroversi. Sebab, sikap kewaspadaan terhadap kelompok dengan penampilan yang dianggap identik dengan teroris itu melanggar hak asasi manusia (HAM).

Menurut Komisioner Komnas HAM Bidang Pendidikan dan Penyuluhan Saharudin Daming, tiap orang memiliki hak dan kebebasan untuk membentuk karakter pribadinya, termasuk untuk berpenampilan berjenggot dan berjubah sebagaimana terdapat dalam agama Islam. Hak tersebut tidak dapat dibatasi apalagi dikurangi.

"Jika polisi sudah masuk ke tahap waspada, apalagi sampai curiga, maka itu sudah melanggar HAM," kata Saharudin dalam diskusi "Waspada terhadap Orang Berjubah dan Berjanggut", di Jakarta, Rabu (26/8). 

Menurut dia, jenggot dan jubah tidak selalu identik dengan apa yang diprasangka dan menjadi stigmatisasi sebagian kalangan terhadap para pelaku terorisme. Ia menilai, dengan ajakan sikap kewaspadaan yang berlebihan tersebut, justru menunjukkan bahwa polisi tidak mengenal siapa sebenarnya kelompok-kelompok dalam jaringan terorisme.

"Jangan dengan gampang menjadikan suatu ciri sebagai stereotipe sebagai pelaku teror. Ini sama saja dengan menebar kebencian terhadap kelompok tertentu," ujarnya.

Ia juga mencontohkan kejadian beberapa waktu lalu di Cikupa, Tangerang, ketika seorang pria berjenggot dan berjubah dengan istrinya yang bercadar mendapatkan interogasi yang berlebihan dari warga karena penampilannya yang dianggap mirip teroris itu.

"Ini salah satu akibat dari sikap kewaspadaan yang tidak pada tempatnya. Jelas ini mengganggu kenyamanan seseorang dalam mengekspresikan martabat dirinya," kata Saharudin.

Ia juga meminta agar polisi meninggalkan sikap-sikap represif dalam menangani persoalan radikalisme semacam ini. Tindakan represif dan kekerasan justru akan memperluas radikalisme itu sendiri. Menurutnya, harus ada pendekatan yang sifatnya dialogis dan humanis untuk merangkul kelompok-kelompok yang berpotensi dekat dengan teroris.

"Cobalah undang dan ajak dialog kelompok-kelompok yang berjenggot dan berjubah. Apa yang sebenarnya mereka inginkan. Harus ada koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang diskriminatif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com