Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Depbudpar Promosikan Pulau Komodo Jadi "The New 7 Wonders"

Kompas.com - 12/06/2009, 16:07 WIB
Caroline Damanik

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gencarnya upaya Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk menyosialisasikan 'Vote Komodo', terutama melalui iklan dan banner, menuai protes.

Oleh penyelenggara nominasi ini, pemerintah dinilai terlalu mengintervensi proses alamiah dari masyarakat Indonesia untuk memilih Taman Nasional Komodo agar masuk dalam 11 besar New 7 Wonders of Nature (N7WN).

Namun, Depbudpar menilai bahwa sosialisasi untuk mendorong masyarakat memilih adalah tanggung jawabnya dan sudah mengikuti prosedur yang berlaku.

Dirjen Pemasaran Depbudpar Sapta Nirwandar mengakui bahwa pihaknya berada dalam dilema. Pemerintah memang berniat aktif dalam sosialisasi ini, sementara pihak penyelenggara melarang pemerintah untuk terlalu intervensi. Pasalnya, belum ada satu pun perusahaan atau institusi yang mau mengambil peran untuk sosialisasi ini.

"Kalau kita enggak lead, siapa yang mau ngurusin? Tapi bagaimana kalau kita tak terlibat. Nanti kalau tak terpilih, kita juga yang disalahkan," tutur Sapta dalam Media Gathering di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Jumat (12/6).

Direktur Promosi Depbudpar Esthy Reko Astuty mengatakan, dalam ajang nominasi ini, penyelenggara menetapkan dua pihak dari peserta untuk menyosialisasikan kekayaan alam di masing-masing negara untuk didukung sebagai nominasi, yaitu pemerintah sebagai Official Supporting Committee dan pihak pemerintah daerah atau perusahaan sebagai Official Nominee Supporter.

Pihak kedua ini nantinya juga berhak melakukan sosialisasi dan membuka line untuk voting. Namun, mereka harus terlebih dahulu melapor ke pihak penyelenggara dan membayar fee sebesar 10.000 dollar. Bahkan, Esthy menambahkan baru-baru ini fee yang diketahuinya mencapai 20.000-40.000 dollar per bulan.

"Kita sudah tawarkan. Tapi enggak ada yang berminat. Fee-nya mahal banget," tutur Esthy.

Oleh karena itulah, Depbudpar mengambil langkah untuk memimpin sosialisasi agar Taman Nasional Komodo masuk menjadi 11 besar nominasi. Sapta mengatakan, pihaknya sudah mempelajari dengan cermat aturan yang ditetapkan penyelenggara sehingga gerak pemerintah yang terlalu aktif tak akan terjegal dengan hukum formal yang berlaku. "Kita juga senang kalau ada institusi atau industri yang mengambil alih," ujar Sapta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    [POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

    Nasional
    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

    Nasional
    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

    Nasional
    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

    Nasional
    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

    Nasional
    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

    Nasional
    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

    Nasional
    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

    Nasional
    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

    Nasional
    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

    Nasional
    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com