Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Jatuhnya Pesawat Hercules Belum Diketahui

Kompas.com - 25/05/2009, 03:19 WIB

MAGETAN, KOMPAS.com — Penyebab jatuhnya pesawat Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jatim, Rabu (20/5), hingga kini belum diketahui.

Pihak TNI AU mengaku masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Upaya ini semakin diintensifkan setelah proses evakuasi korban dan bangkai pesawat yang mengangkut 112 kru dan penumpang tersebut selesai dilakukan dalam lima hari terakhir.

"Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) masih terus bekerja. Saat ini tim telah berangkat ke Jakarta," ujar Komandan Lanud Iswahyudi Marsekal Pertama (Mrasma) TNI Bambang Samoedro, Minggu.

Menurutnya, keberangkatan tim PPKPU ke Jakarta tersebut untuk melakukan evaluasi ulang terkait data-data yang didapatkan di lapangan. "Evaluasi terus dilakukan guna mengantisipasi penemuan data-data dan fakta pendukung terbaru yang ada di lapangan yang tentunya dapat dijadikan bahan acuan," katanya.

Tim PPKPU telah memulai penyelidikan pada Kamis. Hingga sekarang mereka belum dapat memastikan penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Bambang menjelaskan, usia pesawat tidak dapat dijadikan patokan jatuhnya suatu pesawat seperti diperkirakan masyarakat awam selama ini. Pasalnya, jika pesawat dinyatakan layak terbang, hal ini berarti pesawat tersebut telah melewati serangkaian kontrol perawatan sesuai standar fungsi pemeliharaan yang berlaku.

"Saya yakin tim akan dapat bekerja dengan baik karena tim ini dibentuk sendiri oleh Mabes TNI AU. Hasilnya juga akan dilaporkan ke Kepala Staf TNI AU," katanya.

Bambang menambahkan, pihaknya yang berada di Lanud Iswahyudi Magetan hanya membantu tim PPKPU semaksimal mungkin. Tim PPKPU ini meliputi tim manusia, tim material, tim media, tim misi, dan tim manajemen. "Kapasitas Lanud Iswahyudi hanya melakukan evakuasi korban dan penyerahan korban ke daerah asal," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com