JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden asal Partai Golongan Karya dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Jusuf Kalla menilai, pemilu presiden dan wakil presiden mendatang bukan sekadar memilih orang. Pemilu presiden dan wapres merupakan pertarungan ideologi untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.
"Pemilu mendatang merupakan pertarungan ideologi. Apakah kita mau menjalankan ekonomi yang mendorong kemandirian bangsa ini atau menjalankan ekonomi bebas," kata Kalla saat memperingati HUT ke-7 Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) di Jakarta, Sabtu (23/5).
Menurut Kalla, pertarungan ini bisa berakibat jangka panjang. "Apa yang kita lakukan saat ini berakibat kepada 5 tahun ke depan," ujarnya.
Mantan Menko Kesra ini menjelaskan contoh bagaimana Amerika Serikat yang salah dalam memilih George Bush sebagai pemimpin AS akhirnya berbuntut pada ambruknya ekonomi masyarakat Indonesia. "Ketika hanya menang 8.000 saja, namun berakibat AS masuk ke dalam sejarah terburuknya. Ekonominya hancur hanya karena salah memilih orang yang tidak paham mengenai masalah bangsanya. Bush menjadi presiden terburuk dalam sejarah AS," tandasnya.
Belajar dari pengalaman pahit di AS, lanjut Kalla, Indonesia mestilah memilih pemimpin untuk memperbaiki atau menghancurkan bangsa. Hal inilah yang akhirnya menjadi pijakan bersama pasangan JK-Wiranto untuk maju. "Kita berharap menjadi pelaksana amanah dari bangsa untuk melanjutkan cita-citanya. Jadi bukan untuk kehormatan pribadi, namun untuk kemakmuran bangsa," ujar Kalla.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.