Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpu DPT Tidak Menolong Warga yang Belum Terdaftar

Kompas.com - 26/02/2009, 21:21 WIB

JAKARTA, KAMIS — Pembuatan peraturan pemerintah pengganti undang-undang atau Perpu tidak akan menolong warga yang belum terdaftar. Mereka tetap tidak bisa menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislatif yang bakal digelar 9 April mendatang.

Sebab, Perpu tersebut hanya mengisyaratkan untuk melakukan perbaikan jumlah DPT dari berbagai daerah yang terjadi kesalahan. Artinya, kesalahan jumlah DPT yang disampaikan tersebut nantinya sisa DPT itu akan ditambah.

"KPU tidak akan membuka kembali pemutakhiran data pemilih, yang ada adalah perubahan untuk memasukkan pemilih yang sudah terdaftar tapi belum masuk DPT karena kesalahan entry data," kata anggota KPU Andi Nurpati, Kamis (26/2).

Lebih lanjut dia menjelaskan, yang dimaksudkan perubahan DPT tersebut hanya memasukkan daftar pemilih yang ternyata diketahui belum masuk DPT. Termasuk jika terjadi kesalahan entry data saat memasukkan daftar tersebut.

Selain itu, yang dimaksud perubahan DPT dalam Perpu itu hanya melakukan perbaikan jika ditemukan adanya nama pemilih ganda. Dengan harapan, tidak akan menimbulkan kejanggalan dalam penghitungan hasil pemilihan nanti.

Andi pun mencontohkan, perbaikan terhadap DPT yang terjadi kesalahan di Kabupaten Yahukimo, Papua. Di daerah itu terjadi kelebihan jumlah pemilih sebanyak 128.000 karena warga yang belum memiliki hak pilih dimasukkan dalam DPT.

"Yang sudah terdaftar tapi belum masuk DPT akan dilampirkan. Sehingga tidak akan mengutak-atik DPT yang sudah kita tetapkan saat ini," terangnya.

Adapun DPT yang sudah ditetapkan KPU sebanyak 171 juta. Perubahan tersebut, sempat terjadi dua kali karena daftar pemilih terus mengalami perubahan. Dengan demikian, KPU kesulitan melakukan penetapan. Sementara tahapan pemilu seperti pencetakan surat suara harus segera dimulai.

Menurut Andi, jika perubahan yang dimaksud membuka pendaftaran bagi pemilih, dipastikan tidak akan ada habisnya. Sebab, setiap saat pasti akan terus berubah. Dan ini bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan.

"Kalau dibuka, ya tidak akan ada habisnya. Pasti terus bertambah dan terus ada orang yang datang untuk mendaftar. Kalau seperti itu, bagaimana pelaksanaan pemilu nanti," urainya.

Ditanya apakah penambahan DPT tersebut tidak memengaruhi proses pencetakan surat suara, menurutnya tidak. Sebab, jika ada perubahan DPT pihak KPU langsung menghubungi perusahaan percetakan untuk menambah sesuai dengan perubahan tersebut. Asalkan itu tidak melebihi batas akhir kontrak selama 35 hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com