Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICMI: Demokrasi Indonesia Belum Hasilkan Kesejahteraan

Kompas.com - 20/02/2008, 21:21 WIB

 JAKARTA, RABU- IkatanCendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menyatakan demokrasi yang menjadi sistem bernegara merupakan pilihan yang sudah benar bagi rakyat Indonesia. Namun, diakui demokrasi belum sepenuhnya mampu menghasilkan kesejehteraan bagi seluruh rakyat sebagaimana diharapkan dalam cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia.

Demikian Laporan Tertulis yang disampaikan Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Irman Gusman kepada pers, seusai bersama pengurus ICMI diterima Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (20/2). Irman, yang juga Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daera (DPD) melaporkan rekomendasi Silaknas ICMI, lalu.  

Demokrasi menjadi pilihan bangsa Indonesia yang benar untuk mewujudkan cita-citanya. Kita memiliki keyakinan sepenuhnya keputusan untuk memilih demokrasi sosial dan politik sebagai jalan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan itu. Pilihan kita memang belum sepenuhnya mampu menghasilkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat seperti yang kita harapkan, ujar Irman.

Menurut Irman, ini karena pelaksanaan demokrasi politik lebih menonjol ketimbang demokrasi sosial. Patut kita syukuri telah banyak kemajuan yang dicapai di berbagai bidang pembangunan. Namun, kita menyadari masih tingginya angka penduduk miskin dan pengangguran, rendahnya taraf pendidikan dan kesehatan, tingginya angka kematian Ibu dan balita kurang gizi, tambah Irman.

Irman menyatakan, ICMI mengamati, pelaksanaan demokrasi masih berkutat pada masalah prosedural dan menyimpan berbagai persoalan seperti belum berfungisnya partai politik dan kelembagaan politik, merebaknya politik uang dalam Pilkada dan belum tegaknya rule of law, serta terabaikannya moral dan etika politik.

Untuk membantu penguatan demokrasi sebagaimana pernah disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ICMI mengusulkan dibentuknya Komisi yang mengkaji seluruh ketentuan konstitusi yang dapat membantu penguatan demokrasi, lanjut Irman.

Soeharto

Terhadap almarhum mantan Presiden RI Soeharto, Silaksana ICMI juga menyatakan sikapnya. Dengan tidak bermaksud mencampuri urusan hukum dan didorong hati nurani, rasa kemanusiaan dan kebangsaan, ICMI mengajak masyarakat untuk bersama-sama secara tulus dan iklas mendoakan semoga Allah SWT mengampuni segala dosanya, memaafkan segala kesalahannya dan menerima segala jasanya sebagai amal saleh, demikian laporan itu.

Silaknas ICMI semula dijadwalkan dibuka Wapres Kalla. Namun, akibat memburuknya kondisi kesehatan Soeharto, yang waktu itu tengah dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Wapres urung meresmikannya. Ia diganti Menko Kesra Aburizal Bakrie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemlokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com