JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi menyoroti tingginya animo masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah haji, sehingga menimbulkan antrean yang begitu panjang.
Saat ini saja, ada jutaan orang yang mendaftar ingin berangkat haji, meski kuota tahunan hanya ratus ribuan per tahunnya.
"Animo yang begitu besar ini menimbulkan masalah. Masalahnya apa? Terjadilah antrean yang begitu panjang. Hari ini saja kan ada kurang lebih 5,3 juta calon jemaah haji yang sudah mendaftar. Nah, antrean panjang ini, berefek kepada lawannya mereka harus menunggu," ujar Ashabul saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/6/2024).
Baca juga: WNI Tanpa Visa Haji Ditangkap di Arab Saudi, Menag: Terbukti Sekarang Jadi Masalah
Ashabul menjelaskan, di Indonesia, jika seseorang mendaftar haji tahun ini, kemungkinan orang itu baru bisa berangkat 20 tahun kemudian.
Malahan, kata dia, dalam beberapa kasus di kabupaten, ada yang baru bisa berangkat 40 tahun kemudian.
Ashabul menekankan hingga saat ini, pemerintah belum menemukan solusi untuk mengatasi antrean haji yang panjang itu.
Maka dari itu, banyak orang yang mengakali visa haji sebagai syarat ibadah haji, dengan menggunakan visa lain.
"Dan sampai hari ini, kita belum menemukan solusi efektif untuk mengurai panjangnya antrean ini, karena menyangkut masalah tempat. Tempat khususnya di Arab Saudi, termasuk di Armuzna," tuturnya.
"Kuota daya tampung di Arab (Saudi) 2 juta, maksimal 3 juta. Tetapi karena antrean yang begitu panjang, maka muncul lah upaya solusi lain yang ditempuh para calon jemaah ini, tentu melalui jalur travel, dan lain-lain untuk bisa berhaji dengan menggunakan visa non haji. Karena kalau pakai visa haji kan enggak mungkin," sambung Ashabul.
Menurut Ashabul, banyak orang yang belum berkesempatan berhaji, namun menggunakan visa non haji seperti umrah hingga ziarah.
Baca juga: WNI Tanpa Visa Haji Ditangkap di Arab Saudi, Menag: Terbukti Sekarang Jadi Masalah
Arab Saudi, kata dia, sebenarnya tidak mempermasalahkan visa non haji dipakai untuk berkunjung ke Arab.
Hanya saja, Indonesia tertimpa masalah karena jadi kesulitan mengontrol masyarakat yang ngebet ingin naik haji itu.
"Kalau semua berangkat dengan berbagai visa, akhirnya jumlah haji menumpuk dan sulit dikontrol. Dan ini mengancam keselamatan jemaah," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.