JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran kurang inklusif karena hanya berisi elite Partai Gerindra.
Padahal, menurut Burhanuddin, Prabowo Subianto memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 berkat dukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari sejumlah partai politik (parpol) di parlemen seperti Partai Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).
“Wajah tim yang dibuat Prabowo kurang inklusif ya, karena hanya tampilkan wajah dari Partai Gerindra saja. Sementara pendukung Prabowo kan bukan hanya dari Partai Gerindra,” ujar Burhanuddin dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Senin (3/6/2024).
Dia lantas membandingkan dengan tim transisi yang dibentuk Joko Widodo (Jokowi) pada 2014, ketika terpilih menjadi Presiden RI dan menggantikan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Burhanuddin, saat itu tim transisi yang dibentuk Jokowi sangat lengkap diisi perwakilan partai politik (parpol) pendukung, relawan, hingga akademisi.
“Kalau kita lihat misalnya tim transisi Jokowi ketika menggantikan Pak SBY (tahun) 2014 itukan ada tim transisi. Timnya jauh lebih inklusif mewakili dari berbagai macam kekuatan partai maupun kelompok relawan, akademisi, NGO (lembaga swadaya masyakarat/LSM) itu ada semua,” katanya.
Oleh karena itu, Burhanuddin menyarankan agar Presiden RI terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto membentuk tim transisi yang lebih inklusif.
“Saya menduga ini baru awal ya, jadi mungkin belum sepenuhnya terbentuk sehingga terkesan semuanya datang dari Partai Gerindra saja. Tetapi, lagi-lagi Pak Prabowo yang tahu,” ujarnya.
Baca juga: Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra
Sebagaimana diketahui, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bakal dilakukan pada 20 Oktober 2024.
Untuk memastikan transisi pemerintahan berjalan dengan cepat dan lancar dibentuk Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran yang diketuai oleh Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
Selanjutnya, wakil ketua dipegang oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani. Sedangkan anggota ada Tommy Dwijandono, Budisatrio Djiwandono, Prasetyo Hadi, dan Sugiono.
Namun, tidak ada nama elite atau kader partai koalisi dalam gugus tugas tersebut. Padahal, Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024 berkat dukungan KIM yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Gelora.
Baca juga: Soal Komposisi Gugus Tugas Sinkronisasi, Demokrat: Itu Hak Prabowo sebagai Presiden Terpilih
Menanggapi tidak adanya partai koalisi tersebut, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, Gugus Tugas Sinkronisasi masih merupakan tim kecil yang bakal membahas hal paling strategis dalam proses transisi pemerintahan dari Jokowi-Ma’ruf Amin ke Prabowo-Gibran.
“Baru tim kecil saja karena yang dibahas memang pertama nih soal-soal yang paling strategis dahulu. Karena itu memang kita belum, mungkin ya Pak Prabowo belum melibatkan terlalu banyak orang,” ujar Habiburokhman dikutip dari Kompas TV, Selasa (4/6/2024).
Namun, dia meyakini bahwa ke depannya banyak pihak bakal dilibatkan dalam proses sinkronisasi untuk memuluskan proses transisi pemerintahan tersebut.
“Pada proses berikutnya dipastikan ya, namanya sinkronisasi kan tentu harus lengkap,” kata Habiburokhman.
Hanya saja, dia menyerahkan perihal pembentukan tim hingga anggotanya kepada Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto. Termasuk, perihal pelibatan partai Koalisi Indonesia Maju lainnya dalam tim tersebut.
“Saya tidak dalam kapasitas menyampaikan akan seperti itu tapi logikanya semakin dekat ke pembentukan pemerintahan yang baru tentu pembahasan soal sinkronisasi pasti akan melibatkan semakin banyak pihak,” ujarnya.
Baca juga: Kata Gerindra soal Pelibatan Partai Koalisi di Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.