Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Kompas.com - 01/06/2024, 13:09 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dompet Dhuafa dan Bina Trubus Swadaya mengadakan Fokus Grup Diskusi (FGD) Budaya dan Pemberdayaan di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Rabu (29/5/2024).

Acara yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB ini mengangkat tema "Revitalisasi Cerlang Budaya Lokal dalam Membangun Karakter Bangsa sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat".

Dalam acara ini, hadir tokoh-tokoh nasional untuk membahas formulasi budaya Indonesia dalam upaya memberdayakan masyarakat.

Ketua acara FGD Rahmad Riyadi menyatakan bahwa pertemuan dan diskusi tersebut penting untuk memahami perubahan budaya dan membangun jaringan silaturahmi antara pegiat budaya dan pemberdayaan masyarakat.

Menurutnya, kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam pemberdayaan masyarakat.

Baca juga: Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

“Dompet Dhuafa dan peserta diskusi perlu mengetahui praktik pemberdayaan kebudayaan dari inisiatif lokal yang telah berhasil secara berkelanjutan baik secara etos maupun mitos,” ujar Rahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/6/2024).

Rahmad mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut dilatarbelakangi oleh kegelisahan dari Dompet Dhuafa dan diskusi dengan Bina Trubus Swadaya.

Seperti diketahui, Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA), pulau-pulau, provinsi, ragam suku, budaya, dan bahasa. Kekayaan ini bisa menjadi keunggulan bangsa, tetapi juga bisa menimbulkan ancaman disintegrasi.

“Oleh karena itu, perlu strategi pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan budaya lokal sangat dalam pembangunan bangsa. Masih banyak peluang untuk itu,” imbuh Rahmad.

Baca juga: Pembangunan IKN Tidak Dibiayai Dana Tapera

Kegelisahan terhadap kemiskinan dan kemajuan Indonesia

Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika Parni Hadi.DOK. Humas Dompet Dhuafa Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika Parni Hadi.

Pada kesempatan yang sama, inisiator dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika Parni Hadi mengungkapkan kegelisahannya terhadap kemiskinan dan kemajuan Indonesia.

Ia menyoroti bahwa bangsa Indonesia memiliki Pancasila yang luhur, tetapi dampaknya belum terasa nyata.

Parni juga mengkritisi mental korup dan kemerosotan budi pekerti yang semakin marak di masyarakat. Ia menekankan pentingnya tindakan nyata dan langkah konkret yang bisa diterapkan.

“Mari kita cari gagasan praktis. Jangan hanya bisa berbicara saja, tapi tidak melakoni. Bedah dan bongkar pada FGD hari ini, kemudian kita rumuskan dan lahirkan langkah konkret yang bisa diterima dan dipraktikkan,” imbuhnya.

Baca juga: Mensos Tri Rismaharini Klaim Entaskan 25.000 Masyarakat Miskin dengan Cara Ajarkan Berbisnis

Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Bina Trubus Swadaya Bambang Ismawan menyatakan komitmennya untuk terus melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat melalui Bina Trubus Swadaya.

Meski sudah berdiri selama 57 tahun, Bina Trubus Swadaya merasa masih belum berdaya sepenuhnya. Hal ini mendorong mereka untuk membuka diri dan belajar bekerja sama, terutama dengan membangun budaya bersama Dompet Dhuafa.

Bambang Ismawan menekankan pentingnya pendekatan "silih asah, asuh, dan asih" yang diterapkan oleh Bina Trubus Swadaya.

"Menurut kami, selalu coba gunakan langkah-langkah bijak tapi tidak wajib. Hal yang wajib adalah turun ke lapangan, melakukan aksi nyata, dan dari situ simpulkan teori, kemudian rumuskan teori-teori itu. Saya merasa hadir di sini mari bersama saling belajar berdasarkan pengalaman-pengalaman budaya kita bersama. Terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang selalu memberikan hal baru yang bisa kita pelajari," ucapnya.

Baca juga: Tolak Konsep Panti Jompo, Risma: Tidak Sesuai Budaya Kita

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Suluk Nusantara Bambang Wiwoho dalam sambutannya menyatakan rasa syukur atas dukungan konkrit dari Dompet Dhuafa dalam melestarikan budaya Nusantara.

Ia menyampaikan bahwa Suluk Nusantara tidak hanya melestarikan kebudayaan, tetapi juga menyediakan kegiatan bagi para lansia agar tetap sehat.

Namun, Bambang juga prihatin dengan tergerusnya rasa empati, sopan santun, dan etika bangsa.

Sesi diskusi pertama

Dalam sesi diskusi pertama yang dimoderatori oleh Wartawan Senior Media Group Wahyu Wiwoho, tema yang diangkat adalah "Refleksi Budaya Lokal dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat dan Strategi Pemerintah".

Baca juga: Menguji Implementasi Strategi Nasional Pengendalian Dengue

Halaman:


Terkini Lainnya

Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi 'Online'

Pemerintah Diminta Fokuskan Bansos Buat Rakyat Miskin, Bukan Penjudi "Online"

Nasional
Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi 'Online'

Pemerintah Diminta Solid dan Fokus Berantas Judi "Online"

Nasional
Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Ada Anggota DPR Main Judi Online, Pengamat: Bagaimana Mau Mikir Nasib Rakyat?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com