Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Kompas.com - 01/06/2024, 13:09 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

“Kami memprioritaskan kewajiban tanpa harus mempertanyakan hak. Kami menekankan pentingnya harmoni dan memanusiakan manusia. Karena itu, menghargai dan sensitivitas emosional timbul. Di Jawa, ada pepatah 'sing bener durung tentu pener' yang berarti yang benar belum tentu tepat, sehingga penting untuk menjadi tidak hanya benar, tetapi juga pas," sambungnya.

Baca juga: Cerita Bayu Membuat Produk dari Sorgum hingga Diekspor ke AS

Pembicara lainnya, seorang penggerak penanaman sorgum di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) Maria Loretta membagikan pengalaman berjuang mengajak warga menanam sorgum di wilayah yang tandus dan berbatu-batu, tidak cocok untuk tanaman padi, jagung, atau palawija lainnya.

Ia mengekspresikan kekecewaannya terhadap program pemerintah yang memaksakan penanaman padi atau jagung di Flores, yang jelas tidak cocok untuk lahan kering yang dipenuhi batu.

Sebagai gantinya, Maria fokus pada pemberdayaan masyarakat dari sudut pandang ekonomi dengan memanfaatkan budaya tradisi Lamaholot.

Berkat bantuan media, ia berhasil mendapatkan benih sorgum yang diperlukan, dan usahanya akhirnya berhasil. Sorgum yang dipanen kemudian diolah menjadi berbagai camilan atau sebagai substitusi beras.

Baca juga: Dirjen Imigrasi Meresmikan ULP Sebatik, Momentum Penting Pemberdayaan Masyarakat Perbatasan

Maria juga menekankan bahwa pemberdayaan masyarakat sejalan dengan pemberdayaannya sendiri.

“Janganlah secara umum menganggap Timur sebagai daerah miskin, atau menyebarkan kabar bahwa NTT miskin, mengalami stunting, kekurangan air, padahal kami memiliki kopi Flores, potensi perikanan laut yang melimpah, sorgum, dan banyak potensi lainnya,” ucap Maria.

“Kami melakukan ini sesuai dengan aturan kami sendiri, membangkitkan romantisme, dongeng-dongeng, mengangkat peran perempuan dalam pengorbanan untuk menghasilkan benih. Ritual dan tradisi menjadi alat pemberdayaan, seperti konsumsi jagung muda, sorgum (watablolo), serta mengadaptasi tradisi untuk mengusir hama,” sambungnya.

Sebagai perwakilan Bone, Andi Makmur Makka menegaskan kembali bahwa dalam budaya Bugis, apa yang diucapkan harus diwujudkan, tanpa kesombongan akan kecerdasan atau keberanian.

Baca juga: Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para Sesepuh

Konsep hubungan antara masyarakat dan pemimpin adalah bahwa masyarakat mengikuti pemimpin karena kerelaan, dan masyarakat memiliki kebebasan untuk meninggalkan pemimpin jika diperlukan.

Sementara itu, Bentara Budaya Kompas Ilham Khoiri menyampaikan pesan tentang ‘Menjadi Indonesia di Tengah Pancaroba Budaya’ dalam presentasi yang dibawakan di acara tersebut.

Kompas Group mengambil inisiatif dalam memodernisasi kearifan lokal melalui Bentara Budaya.

Dalam analisisnya, beberapa dampak dari pancaroba budaya, termasuk hanya 13 persen dari populasi yang mengunjungi perpustakaan, rendahnya prioritas terhadap pendidikan, politik yang semakin pragmatis, meningkatnya kasus korupsi dan lemahnya penegakan hukum, serta tekanan terhadap media yang semakin kuat.

Baca juga: Pramuka Tetap Penting, Kwarnas Luncurkan Kampanye Media Sahabat Pramuka

“Oleh karena itu, sebagai solusi, upaya kami (Kompas Group atau Bentara Budaya) adalah untuk tidak lagi bergantung pada pemerintah dalam membangun budaya kita sendiri. Ini adalah usulan dan tindakan dari kami, yaitu merawat koleksi seni, mengadakan pameran yang menggabungkan tradisi dan kekinian, menggelar pertunjukan seni, mengadakan diskusi buku, dan menyelenggarakan Bentara Award untuk menghargai tokoh-tokoh seni,” tutur Ilham.

Tujuan FGD Budaya dan Pemberdayaan 

Sebagai informasi, FGD Budaya dan Pemberdayaan bertujuan untuk memfasilitasi silaturahmi nasional antara pendukung budaya dan pemberdayaan masyarakat di Nusantara.

Melalui kegiatan tersebut, FGD bertujuan untuk mengumpulkan jejak pemikiran, nilai-nilai luhur, dan sikap terpuji dari para pemerhati budaya dan pemberdayaan masyarakat, serta mengidentifikasi budaya adiluhung, merumuskan karakter budaya di Nusantara, dan memformulasikan kebaikan budaya di Nusantara untuk mendukung upaya pemberdayaan masyarakat.

Baca juga: Pendidikan Tinggi yang Bersifat Tersier

Selain itu, FGD juga bertujuan untuk melibatkan pendidikan tinggi dan masyarakat sipil dalam membangun budaya positif di masyarakat, serta untuk mencari model transformasi masyarakat melalui budaya.

Rangkaian kegiatan FGD dan diskusi pasca FGD akan didokumentasikan dalam bentuk proceeding atau buku sebagai policy brief untuk pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan tinggi, organisasi masyarakat sipil, dan organisasi budaya.

Dokumentasi tersebut diharapkan dapat menjadi panduan dalam membangun budaya positif di masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com