Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Kompas.com - 01/06/2024, 13:09 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Diskusi tersebut menghadirkan empat narasumber, yaitu Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Restu Gunawan, Guru Besar Universitas Hasanudin (UNHAS) Nurhayati Rahman, Anggota Dewan Pembina Dompet Dhuafa Yudi Latif, dan Praktisi Seni Film Garin Nugroho Riyanto.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Restu Gunawan memaparkan peta indeks pembangunan kebudayaan di Indonesia.

Data tersebut menunjukkan bahwa kesadaran terhadap budaya nasional sangat rendah. Ia mencontohkan beberapa kasus seperti minuman tradisional jamu, kosmetik skincare, dan pakaian batik.

Ia mencontohkan beberapa kasus seperti minuman tradisional jamu, kosmetik skincare, dan pakaian batik.

Baca juga: Tak Cuma untuk Fisik, Jamu Juga Sehatkan Jiwa

Meskipun jamu telah menjadi warisan kebudayaan dunia yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), masyarakat modern saat ini jarang meminumnya, baik untuk menjaga kesehatan maupun saat sakit.

“Faktanya, jamu perlahan ditinggalkan dan digantikan oleh obat-obatan modern. Begitu pula dengan skincare, masyarakat lebih percaya menggunakan produk perawatan kulit dari luar negeri dibandingkan dengan bahan tradisional,” ucap Restu.

Selanjutnya, Guru Besar UNHAS Nurhayati Rahman menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat besar, menjadi satu-satunya negara di dunia dengan 1.000 suku dalam satu negara.

Ia membuktikannya dengan mentranskrip naskah kuno I La Galigo yang tertulis di lembaran daun lontar sebelum era Islam.

Baca juga: Wilayah Indonesia yang Paling Awal Memeluk Agama Islam

Meskipun naskah tersebut tercatat di beberapa negara seperti Amsterdam dan Belanda, UNESCO mengakui keberadaannya sebagai Memory of The World pada 2011.

“Sayangnya, naskah-naskah kuno tersebut dirawat di luar negeri karena Indonesia belum mampu merawatnya dengan baik, yang dapat menyebabkan kerusakan,” jelas Nurhayati Rahman.

Nurhayati Rahman menyoroti perbedaan dengan Korea Selatan (Korsel) yang secara sistematis merancang industri kreatif berbasis budaya lokal, termasuk film, kuliner, dan musik.

Korsel mengumpulkan orang-orang terbaik di bidangnya sehingga produk-produk mereka diminati terutama oleh para remaja di berbagai belahan bumi, termasuk Indonesia.

Baca juga: Entaskan Geng Motor dan Kenakalan Remaja, Walkot Pematangsiantar: Deteksi Awal Terlihat di Sekolah

"Dominasi panggung ketatanegaraan dan politik di sini adalah politisi yang populer, tokoh agama dengan massa besar, kalangan militer, dan para preman politik yang ikut nimbrung. Tokoh yang memahami humaniora justru jarang muncul," tutur Nurhayati Rahman.

Sementara itu, anggota Dewan Pembina Dompet Dhuafa Yudi Latif menyoroti budi pekerti yang merupakan perpaduan antara budaya dan perilaku.

Banyak pergerakan di Indonesia dipelopori oleh gerakan-gerakan yang terinspirasi oleh budi pekerti, seperti gerakan Sumpah Pemuda dan lainnya.

Baca juga: Siapa yang Menulis Naskah Sumpah Pemuda?

Sesi diskusi kedua

Dalam sesi diskusi kedua yang dipandu oleh Direktur Inspirasi Melintas Zaman (IMZ) dan Penulis Novel Sejarah Fatchuri Rosidin, mengangkat tema "Best Practice Pengembangan Budaya Masyarakat".

Sesi tersebut juga menghadirkan empat narasumber, termasuk Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi dari Keraton Yogyakarta, Maria Loreta dari Yayasan Agro Sorgum Flores, Andi Makmur Makka sebagai Anggota Dewan Pembina Dompet Dhuafa dan Perwakilan Bone, serta Ilham Khoiri dari Bentara Budaya Kompas.

GKR Mangkubumi membahas revitalisasi kawasan Keraton Yogyakarta, menjelaskan tiga filosofi yang menjadi sumbu tatanannya.

Pertama, Sangkan Paraning Dumadi, kredo utama Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I, dengan fokus pada memanusiakan manusia dengan tujuan akhir yang adalah Gusti Allah.

Baca juga: Bagaimana Manusia Purba Menyebrangi Sungai dan Laut?

Kedua, Hamemayu Hayuning Bawana, yang menekankan keselarasan hidup dengan alam. Ketiga, Manunggaling Kawula Gusti, yang menyoroti persatuan antara pemimpin dan rakyat.

Budaya Jawa menekankan kewajiban, toleransi, harmoni, dan memanusiakan manusia, baik secara pikiran maupun perasaan, serta menolak pengejaran kekuasaan.

"Kami (kesultanan) berusaha untuk menata dan mempertahankan adat dan filosofi kami, mengikuti perkembangan zaman termasuk di media sosial (medsos). Sekarang kami ingin membuka kesadaran akan adat kami agar budaya tidak terlupakan. Budaya adalah identitas, sumber kepercayaan diri,” ucap GKR Mangkubumi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com