JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Laboratorium Klinik Utama Biro Umum dan Pengadaan Kementaerian Pertanian (Kementan) Yuli Yudiyani Wahyuningsih mengungkapkan, eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan istrinya meminta dibelikan serum wajah dari Jepang setiap satu bulan sekali.
Hal ini disampaikan Yuli saat dihadirkan sebagai saksi sidang kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian yang menjerat SYL, Rabu (29/5/2024).
"(Pembelian) Skincare itu dilaksanakan setiap 9 bulan sekali. Serum muka ada dari Jepang kalau nggak salah, Sinsui dari Jepang, tapi itu cuma dua kali pembelian," kata Yuli di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu.
Baca juga: Momen Istri, Anak, dan Cucu Peluk SYL Jelang Sidang
Yuli megaku dirinya diminta langsung oleh SYL untuk membeli serun wajah tersebut.
Ia menyebutkan, satu buah serum wajah itu dibanderol seharga Rp 3,3 juta-3,5 juta dan dibeli menggunakan anggaran Biro Umum Kementan.
"Itu untuk pembelian seperti serum muka, atau ada obat yang dari Jepang itu apa dianggarka enggak, tahu enggak Saudara?," tanya hakim.
"Kami masalah sampai batas mana anggaran untuk kesehatan Bapak Ibu Menteri kami nggak tahu berapa," jawab Yuli.
Yuli mengatakan, setiap kebutuhan kesehatan SYL dan istrinya, termasuk skincare yang diminta tersebut, dianggarkan lewat Biro Umum.
Baca juga: Ditanya Hakim soal Biaya “Skincare”, Istri SYL: Apa Saya Masih Cocok? Saya Sudah Tua
"Saya koordinasinya dengan Pak Gempur dan Bu Karina," kata Yuli.
Diketahui, Gempur Aditya adalah Mantan Koordinator Pemeliharaan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian.
Kesaksian Yuli ini senada dengan kesaksian Gempur saat menjadi saksi dalam sidag kasus SYL pada 22 April 2024 lalu.
Gempur mengatakan, ajudan SYL bernama Panji sering meminta anggaran untuk perawatan dan skincare untuk SYL.
Baca juga: Istri Ungkap SYL Suka Marah jika Ia Masih Beli Tas
Dalam perkara ini, jaksa KPK mendakwa SYL menerima uang sebesar Rp 44,5 miliar hasil memeras anak buah dan direktorat di Kementan untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
Pemerasan ini disebut dilakukan SYL dengan memerintahkan eks Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta; dan eks Sekjen Kementan, Kasdi Subagyono; Staf Khusus Bidang Kebijakan, Imam Mujahidin Fahmid, dan ajudannya, Panji Harjanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.