Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaduh UKT Mahal, Pemerintah Diharap Alokasikan Anggaran Tambahan

Kompas.com - 27/05/2024, 19:00 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) perguruan tinggi dianggap sulit dihindari jika pemerintah tidak mempunyai anggaran lebih buat menunjang kebutuhan itu bagi masyarakat.

"Kalau kita bicara UKT itu kita memang tidak bisa menghindari bahwa UKT ini memang harus naik. Kecuali ada dari dana pemerintah atau anggaran pemerintah yang mendukung agar UKT tidak naik," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti, seperti dikutip dari program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Minggu (26/5/2024).

Esther mencontohkan seperti yang dilakukan pemerintah Jerman. Mereka mempunyai alokasi anggaran cukup besar buat menunjang pendidikan pada tingkat perguruan tinggi sehingga masyarakat tidak perlu membayar uang kuliah.

Baca juga: Nadiem Sebut Kenaikan UKT Mencemaskan


"Atau di Belanda misalnya, kalau mereka mau sekolah lagi sampai S2, S3, dan mereka tidak punya uang, diberikan pinjaman kepada mahasiswa tersebut dan akan dibayar setelah mereka lulus dan mereka bekerja," papar Esther.

Akan tetapi, kata Esther, situasi yang ada di Jerman dan Belanda sangat berbeda dari Indonesia dan solusi itu belum tentu bisa dilakukan.

Menurut Esther, tidak ada jalan lain buat menggenjot kualitas pendidikan dan menurunkan biaya UKT selain niat pemerintah buat memperbesar alokasi anggaran pendidikan.

"Pemerintah seharusnya memberikan anggaran yang lebih kalau dilihat dari porsi anggaran pendidikan terhadap PDB, bukan terhadap APBN," ucap Esther.

Baca juga: Setelah Bertemu Jokowi, Nadiem Umumkan UKT Batal Naik Tahun Ini

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar mengatakan, salah satu solusi supaya kampus bisa menekan UKT adalah dengan mengajak mahasiswa berkolaborasi untuk mengelola aset, atau bekerja sama dengan pihak lain secara maksimal supaya perguruan tinggi mendapat pemasukan dengan baik.

Bahkan menurut Billy hal itu sudah dilakukan oleh sejumlah perguruan tinggi dan dianggap cukup berhasil.

"IPB Bogor, itu 47 persen kebutuhan mereka itu mereka dapat dari revenue sendiri. Artinya berhasil," kata Billy.

Kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di sejumlah universitas menuai banyak kritik.

Baca juga: Jokowi Panggil Nadiem Makarim ke Istana, Bahas UKT Mahal

Beberapa di antara kampus negeri yang menaikkan UKT adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Bersamaan dengan kenaikan UKT, sejumlah universitas juga turut menaikkan uang pangkal atau Iuran Pengembangan Institusi (IPI).

Kenaikan UKT yang terbilang drastis itu membuat sejumlah mahasiswa memilih mundur karena tidak punya uang untuk membayar UKT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Eks Penyidik Ingatkan KPK Jangan Terlalu Umbar Informasi soal Harun Masiku ke Publik

Eks Penyidik Ingatkan KPK Jangan Terlalu Umbar Informasi soal Harun Masiku ke Publik

Nasional
Polri Sebut Penangkapan Pegi Setiawan Tak Gampang, Pindah Tempat hingga Ubah Identitas

Polri Sebut Penangkapan Pegi Setiawan Tak Gampang, Pindah Tempat hingga Ubah Identitas

Nasional
Kisruh PBB, Afriansyah Noor Disebut Tolak Tawaran Jadi Sekjen Fahri Bachmid

Kisruh PBB, Afriansyah Noor Disebut Tolak Tawaran Jadi Sekjen Fahri Bachmid

Nasional
Ikuti Perintah SYL Kumpulkan Uang, Eks Sekjen Kementan Mengaku Takut Kehilangan Jabatan

Ikuti Perintah SYL Kumpulkan Uang, Eks Sekjen Kementan Mengaku Takut Kehilangan Jabatan

Nasional
Antisipasi Karhutla, BMKG Bakal Modifikasi Cuaca di 5 Provinsi

Antisipasi Karhutla, BMKG Bakal Modifikasi Cuaca di 5 Provinsi

Nasional
Hargai Kerja Penyidik, KPK Enggan Umbar Detail Informasi Harun Masiku

Hargai Kerja Penyidik, KPK Enggan Umbar Detail Informasi Harun Masiku

Nasional
Polri: Ada Saksi di Sidang Pembunuhan Vina yang Dijanjikan Uang oleh Pihak Pelaku

Polri: Ada Saksi di Sidang Pembunuhan Vina yang Dijanjikan Uang oleh Pihak Pelaku

Nasional
Siapa Cawagub yang Akan Dampingi Menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024?

Siapa Cawagub yang Akan Dampingi Menantu Jokowi, Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024?

Nasional
Kementan Beli Rompi Anti Peluru untuk SYL ke Papua

Kementan Beli Rompi Anti Peluru untuk SYL ke Papua

Nasional
Polri Tolak Gelar Perkara Khusus bagi Pegi Setiawan

Polri Tolak Gelar Perkara Khusus bagi Pegi Setiawan

Nasional
Soal Target Penangkapan Harun Masiku, KPK: Lebih Cepat, Lebih Baik

Soal Target Penangkapan Harun Masiku, KPK: Lebih Cepat, Lebih Baik

Nasional
Golkar: Warga Jabar Masih Ingin Ridwan Kamil jadi Gubernur 1 Periode Lagi

Golkar: Warga Jabar Masih Ingin Ridwan Kamil jadi Gubernur 1 Periode Lagi

Nasional
Menko Polhukam Sebut Situs Judi “Online” Susupi Laman-laman Pemerintah Daerah

Menko Polhukam Sebut Situs Judi “Online” Susupi Laman-laman Pemerintah Daerah

Nasional
Pengacara Staf Hasto Klaim Penyidik KPK Minta Maaf

Pengacara Staf Hasto Klaim Penyidik KPK Minta Maaf

Nasional
SYL Disebut Minta Anak Buah Tak Layani Permintaan Atas Namanya

SYL Disebut Minta Anak Buah Tak Layani Permintaan Atas Namanya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com