JAKARTA, KOMPAS.com - Perbandingan rasio anggaran pendidikan Indonesia dengan produk domestik bruto (PDB) dianggap masih jauh dari kebutuhan sehingga akan tetap berdampak terhadap kualitas.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti, pemerintah memang mengalokasikan anggaran pendidikan pendidikan dengan rasio terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sekitar 20 persen.
"Namun kalau kita bandingkan anggaran pendidikan dengan produk domestik bruto itu hanya sekitar 2 sampai 3 persen. Nah ini sangat sedikit," kata Esther seperti dikutip dari program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Minggu (26/5/2024).
Baca juga: Nadiem Sebut Kenaikan UKT Mencemaskan
Menurut Esther, dengan fakta itu dia berharap masyarakat menerima kenyataan bahwa peningkatan kualitas pendidikan atau isu tingginya uang kuliah tunggal (UKT) pada perguruan tinggi yang banyak dikeluhkan bisa diselesaikan dalam waktu sesingkat mungkin.
"Dengan sedikitnya anggaran ini kita tahu don't expect to much ya terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia," ucap Esther.
Menurut Esther, tidak ada jalan lain buat menggenjot kualitas pendidikan dan menurunkan biaya UKT selain niat pemerintah buat memperbesar alokasi anggaran pendidikan.
"Pemerintah seharusnya memberikan anggaran yang lebih kalau dilihat dari porsi anggaran pendidikan terhadap PDB, bukan terhadap APBN," ucap Esther.
Baca juga: Setelah Bertemu Jokowi, Nadiem Umumkan UKT Batal Naik Tahun Ini
Kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di sejumlah universitas menuai banyak kritik.
Beberapa di antara kampus negeri yang menaikkan UKT adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Bersamaan dengan kenaikan UKT, sejumlah universitas juga turut menaikkan uang pangkal atau Iuran Pengembangan Institusi (IPI).
Baca juga: Jokowi Panggil Nadiem Makarim ke Istana, Bahas UKT Mahal
Kenaikan UKT yang terbilang drastis itu membuat sejumlah mahasiswa memilih mundur karena tidak punya uang untuk membayar UKT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.