Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kader PDI-P Teriakkan Nama Jokowi, Saat Megawati Bertanya Penyebab Kondisi MK Seperti Saat Ini

Kompas.com - 24/05/2024, 22:24 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para kader PDI Perjuangan mendadak meneriakkan nama Presiden Joko Widodo saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI-P, Jumat (24/5/2024).

Teriakan itu terdengar ketika Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, bertanya kepada mereka siapa penyebab kondisi Mahkamah Konstitusi (MK) seperti saat ini.

Awalnya, Megawati mengungkit ihwal awal berdirinya MK. Lembaga pengadil konstitusi itu, menurutnya, sengaja didirkan untuk tujuan yang baik. 

"MK itu ya saya yang mendirikan loh, coba bayangkan kok barang yang saya bikin itu digunakan tapi tidak dengan makin baik. Waktu saya presiden banyak lho, nanti kalau saya beberin semua nanti ada yang bilang Ibu Mega sombong banget, enggak," kata Megawati saat menyampaikan pidato politik.

Baca juga: Megawati Singgung Pemimpin Otoriter Populis, Hukum Jadi Pembenar Ambisi Kekuasaan

Ia kemudian mengungkit bahwa ketika Gedung MK saat ini hendak dibangun, dirinya bahkan sampai turun tangan membantu untuk mencarikan lokasi terbaik.

"Sampai waktu saya mendirikan, saya sangat ingat, saya minta dicarikan tempatnya. Tahu-tahu di daerah mana, saya bilang enggak ini sebuah Mahkamah Konstitusi yang harus berwibawa hakim-hakimnya mesti punya karakter kenegarawanan," tegasnya.

Hingga pada akhirnya, markas sembilan hakim konstitusi bekerja itu diputuskan didirikan di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 6, Gambir, Jakarta Pusat. Lokasinya pun hanya berjarak kurang lebih 600 meter dari lokasi Istana Negara.

Menurut Megawati, dirinya sengaja menempatkan MK dekat dengan Istana untuk menjaga kewibawaan para hakimnya.

Baca juga: Pidato Megawati di Rakernas Dinilai Jadi Isyarat PDI-P Bakal Jadi Oposisi Prabowo

"Ring 1 istana itu saya tahu adalah tempat-tempat yang harus dijaga artinya supaya dia berwibawa enggak gampang-gampang," tutur dia.

Namun tiba-tiba, Megawati justru bertanya kepada para peserta Rakernas V PDI-P mengenai siapa pihak yang bersalah membuat kondisi MK seperti saat ini.

"Ini yang salah siapa hayo, hayo?" tanya Megawati.

Mendengar pertanyaan tersebut, sejumlah kader PDI-P justru meneriakkan nama Presiden Jokowi.

"Jokowi," teriak peserta.

Megawati meminta kader berteriak lebih kompak dan keras untuk menunjukkan kesolidan partai.

Baca juga: Ketika Megawati Ungkap Isi Curhatnya pada Andika Perkasa soal TNI...

"Kalau jadi partai, katanya partai itu kita solid bergerak, kalau teriak semua gitu loh," pinta Megawati.

"Kok kayaknya masih selalu goyang goyang goyang, goyang goyang goyang ya. Siapa yang goyang enggak usah deh jadi PDI Perjuangan dah," pungkasnya.

Sebagai informasi, MK sejak beberapa waktu lalu selalu mendapat sorotan atas sejumlah putusannya. 

Salah satunya, mengenai Putusan Nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden.

Putusan yang diambil saat MK masih dipimpin Anwar Usman, ipar Presiden Jokowi itu, dinilai memberikan karpet merah bagi Gibran Rakabuming Raka untuk mencalonkan diri di kontestasi Pilpres 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Gugat ke MK, Dua Mahasiswa Minta Syarat Usia Calon Kepala Daerah Dihitung saat Penetapan

Nasional
Satgas Judi 'Online' Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Satgas Judi "Online" Dibentuk, Kompolnas Minta Polri Perkuat Pengawasan Melekat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com