Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Kompas.com - 23/05/2024, 06:11 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla menyebut, rekonsiliasi elite politik baru terjadi dan efektif usai presiden dan wakil presiden yang terpilih dari pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dilantik.

Terutama, menurut Jusuf Kalla, apabila presiden berlaku adil dan tidak membedakan saat menjalankan pemerintahan.

"Rekonsiliasi itu efektif, selama nanti dan kalau Presiden RI terpilih harus memperlakukan semua orang sama," kata Jusuf Kalla usai pertemuan dengan pimpinan MPR RI di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya Nomor 6, Jakarta Selatan, Rabu (22/5/2024), sebagaimana dikutip dari Antaranews.

Tokoh yang kerap disapa JK ini mengatakan, seorang presiden tidak boleh memihak kepada satu pihak atau kepada para pendukungnya saja saat pemilihan presiden. Sebaliknya, harus memperlakukan semua orang dengan sama.

Baca juga: Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Namun, dia mengingatkan bahwa rekonsiliasi tidak berarti semua setuju untuk memasuki posisi masing-masing di pemerintahan, tetapi ada pula yang menjadi oposisi.

JK menyebut, rekonsiliasi adalah bagian dari proses demokrasi di Indonesia.

Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, rekonsiliasi pada intinya adalah mengakui kemenangan.

"Bahwa nanti tetap ikut pemerintahan atau tidak, itu soal lain, sebagai kontrol. Yang penting bisa menerima, itu saja intinya," katanya.

Baca juga: JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Sebagaimana diketahui, Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto berulang kali menekankan bahwa dia bakal jadi presiden bagi mereka yang memilihnya dan yang tidak memilihnya di Pilpres 2024.

Kemudian, dia juga terang-terangan mengajak kubu yang berseberangan dengannya pada Pilpres 2024 untuk bergabung dalam pemerintahannya kelak.

Prabowo diketahui sudah menyambangi dan bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh usai Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan sengketa hasil Pilpres 2024 yang diajukan pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Surya Paloh bersama Nasdem diketahui mengusung Anies-Muhaimin di Pilpres 2024.

Setelah itu, Prabowo juga menyambangi dan bertemu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang sekaligus calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar.

Baca juga: JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Kepada Surya Paloh dan Muhaimin, Prabowo terang-terangan mengajak untuk bergabung dalam pemerintahan.

Dari pertemuan tersebut, Nasdem dan PKB memberikan sinyal bakal merapat ke pemerintahan Prabowo-Gibran.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com