KITA bisa membedakan antara mengganggu dan mengkritik pemerintah dari analogi sopir dan penumpang metromini.
Kita adalah penumpang di dalam metromini yang sedang berjalan. Ketika kita menarik rem tangan secara tiba-tiba, mematikan mesin, atau bahkan mencoba mengambil alih kemudi sang sopir, maka kita telah mengganggunya.
Tindakan kita tidak memiliki tujuan yang jelas selain mengganggu perjalanan mobil. Tentunya, dampak tindakan ini bisa menyebabkan kecelakaan, kerusakan pada mobil, atau setidaknya mengganggu perjalanan sehingga semua penumpang menjadi tidak nyaman.
Ini adalah tindakan mengganggu yang merusak dan berbahaya.
Namun, kita melihat bahwa sopir mengambil jalan yang salah, atau mengemudi dengan cara yang tidak efisien, maka ketika kita memberikan saran kepada sopir, misal mengatakan "sepertinya jalan ini macet, lebih baik lewat jalan lain" atau "kecepatan Anda terlalu tinggi, bisa berbahaya", maka itu adalah mengkritik, bukan mengganggu.
Tindakan itu dilakukan untuk membantu sopir memperbaiki cara mengemudi atau memilih rute yang lebih baik agar perjalanan lebih aman dan efisien.
Jika sopir menerima kritik dan memperbaiki cara mengemudi atau mengubah rutenya, maka perjalanan akan menjadi lebih lancar dan aman.
Namun celakanya, dalam situasi di mana sopir kurang dewasa, ia akan melihat kritik penumpang sebagai gangguan.
Sopir yang sedang stres karena berbagai alasan, mungkin karena kondisi lalu lintas yang buruk atau tekanan situasi lain, bisa saja sopir mudah tersinggung dan kurang mampu menerima masukan dengan kepala dingin.
Saat kita memberikan saran seperti "sepertinya kita bisa mengambil jalan lain" atau "mungkin Anda bisa mengurangi kecepatan," sopir akan merasa saran tersebut sebagai bentuk meremehkan terhadap kemampuannya mengemudi.
Bisa saja ia akan merespons dengan defensif atau marah, seolah-olah kita telah mengganggu fokusnya.
Oleh sebab itu, sebagai penumpang yang kadang tidak tahu persis apakah sopir sedang dalam tekanan atau tidak, kita bisa mencoba pendekatan yang lebih tenang dan suportif dalam memberikan masukan.
Mungkin kita bisa mengatakan, "Kita tahu situasinya sulit, tetapi mungkin kita bisa mencoba rute lain untuk menghindari kemacetan."
Sementara itu, sebagai sopir yang baik, selain mendengarkan masukan, tidak salah apabila secara aktif meminta masukan dari penumpang, terutama jika penumpang memiliki pengetahuan khusus tentang rute atau kondisi jalan yang lebih baik.
Sopir bisa saja bertanya kepada penumpang, "Apakah ada yang tahu jalan pintas di daerah ini?"