Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kompas.com - 06/05/2024, 22:46 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa kekerasan dilakukan kakak kelas sampai menewaskan seorang siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta dianggap tak relevan dengan dalih pembinaan kedisiplinan dan kekuatan fisik dalam lembaga pendidikan kedinasan.

Menurut pemerhati pendidikan Doni Koesoema A., memang sekolah kedinasan atau sekolah umum mempersyaratkan kesehatan fisik. Akan tetapi, pembinaan kesehatan itu tidak dilakukan dengan aksi kekerasan.

"Ini tidak ada kaitan dengan model-model kekerasan yang terjadi. Siswa harus sehat tanpa kekerasan," kata Doni saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/5/2024).

Doni juga mengatakan, dalih aksi kekerasan buat membentuk kedisiplinan juga tidak relevan dengan tujuan pendidikan.

Baca juga: Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior


"Kalau kekerasan seringkali menjadi alasan kedisiplinan, kedisiplinan tidak harus dibentuk melalui tradisi kekerasan," ucap Doni yang juga dosen di Universitas Multimedia Nusantara.

Doni menyampaikan, persoalan berulangnya aksi kekerasan di sekolah kedinasan adalah akibat upaya perubahan yang dilakukan sebatas pembaruan superfisial dari luar semata.

Contohnya, kata Doni, pembaruan itu hanya melalui penguatan sanksi dan pengawasan.

"Tetapi tidak pada keseluruhan ekosistem pendidikan kedinasan, mulai dari sistem pendidikan, kurikulum, dan penyiapan tenaga pendidik/pengasuh dan sistem evaluasi dan penilaian di dalam pendidikan kedinasan," papar Doni.

Baca juga: Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Diberitakan sebelumnya, taruna tingkat 1 STIP Jakarta bernama Putu Satria Ananta Rastika dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (3/5/2024), diduga karena dianiaya oleh seniornya, T (21).

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hadi Saputra Siagian mengatakan, peristiwa pemukulan ini terjadi di sebuah toilet yang berada di lantai dua gedung Kampus STIP, Cilincing, Jakarta Utara.

Sebelum penganiayaan terjadi, Putu bersama beberapa rekannya baru saja mengecek sejumlah kelas usai kegiatan jalan santai.

“Setelah memastikan tak ada orang di dalam kelas, mereka (korban dan temannya) dipanggil oleh T. T mempertanyakan korban kenapa mengenakan baju olahraga saat ke gedung pendidikan," kata Hadi dalam keterangannya.

Baca juga: Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Hadi menyebutkan, Putu dan empat temannya dibawa ke dalam kamar mandi lalu diminta berbaris tanpa tahu tujuan dari sang senior.

“Setelah berbasis, T langsung melepaskan pukulan dengan tangan kosong kepada korban (Putu) ke arah ulu hati,” ujar Hadi.

T kemudian meminta empat teman Putu pergi dan korban dibawa ke klinik yang berada di lingkungan STIP.

Halaman:


Terkini Lainnya

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com