Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Kompas.com - 23/04/2024, 18:05 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun memperkirakan partainya akan berada di luar pemerintahan calon presiden dan wakil presiden pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Salah satu pertimbangannya meyakini posisi politik PDI-P di luar pemerintahan karena melihat sikap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang konsisten menjaga demokrasi dan konstitusi.

"Tetapi kalau saya lihat ya, saya lihat yang selama ini terjadi kalau sikap Ibu (Megawati) seperti ini, ini kecenderungannya, bisa salah, bisa juga benar, kecenderungannya kita ada di luar pemerintahan," kata Komarudin kepada Kompas.com, saat ditemui di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024).

Baca juga: Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Meski demikian, posisi politik itu tidak akan mengganggu hubungan baik antara Megawati dan Prabowo Subianto yang sudah dibangun selama ini.

Menurut Komarudin, Megawati tentu memahami posisi antara persahabatan dan urusan organisasi partai.

Namun, dia menegaskan bahwa keputusan posisi politik tetap berada di tangan Megawati selaku pemegang hak prerogatif berdasarkan Kongres PDI-P.

"Sesuai dengan tradisi kita di PDI Perjuangan, keputusan ada dalam rapat kerja nasional, atau ada dalam tangan Ibu Ketua Umum sebagai pemegang hak prerogatif oleh kongres," ujar Komarudin.

Baca juga: PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Lebih jauh, ia mengungkapkan alasan mengapa partainya kemungkinan memilih berada di luar pemerintahan, salah satunya karena melihat banyaknya partai politik koalisi Prabowo-Gibran.

Menurutnya, jika PDI-P tiba-tiba bergabung dalam pemerintahan, justru akan mengganggu solidnya koalisi yang sudah dibangun di kubu Prabowo-Gibran.


"Dan juga kita harus juga pertimbangkan, Pak Prabowo dan koalisi yang besar sekali, koalisi besar di sana. Mereka sudah berjuang dengan susah payah, dari awal, lalu di ujung jika kita bergabung di sana, itu juga bisa mengganggu konsentrasi koalisi dengan kesepakatan-kesepakatan yang sebenarnya sudah terjadi, atau yang mungkin mereka sudah lakukan sebelumnya," tutur Komarudin.

Terakhir, ia juga memandang jika PDI-P berada di luar pemerintahan bisa diartikan sebagai bentuk penghormatan terhadap Prabowo maupun partai politik pengusungnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah menerangkan, dalam Rakernas Mei mendatang, Megawati Soekarnoputri bakal mengumumkan sikap partainya apakah akan berada di luar atau dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa Abuse of Power

"Ibu Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum PDI Perjuangan, pemegang hak prerogatif kongres, untuk kemudian di sanalah akan menentukan sikap politiknya, akan berada atau di luar pemerintah," ujar Basarah di kantor DPP PDI-P, Senin (22/4/2024) malam.

Basarah mengatakan, apa pun sikap yang akan diputuskan nantinya, PDI-P sudah terbiasa. Dia menuturkan, PDI-P terbiasa dalam berbagai kondisi politik setiap masa pemerintahan.

"Bagi PDI Perjuangan, dalam sejarah perjuangan politik kami, kami tentu telah terbiasa hidup dalam berbagai cuaca politik, dinamika politik," ungkapnya.

Adapun Rakernas PDI-P yang ke-5 bakal digelar pada 24-26 Mei mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com