JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono membantah PPP salah arah karena mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sehingga gagalnya ke parlemen.
Pada Pileg 2024 ini, PPP pertama kalinya gagal masuk parlemen.
"Mungkin pengamat yang mengatakan salah arah setelah kita tidak berhasil, tetapi ketika kami dulu mendeklarasikan Pak Ganjar, itu banyak pengamat yang memuji PPP. PPP adalah memilih langkah yang tepat," ujar Mardiono dalam program Rosi, seperti disiarkan Kompas TV, Kamis (18/4/2024) malam.
Mardiono menyampaikan, PPP mendukung Ganjar karena aspirasi dari tingkat bawah.
Baca juga: Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!
Dia menyebut, kader-kader PPP memilih mendukung Ganjar jauh sebelum PDI-P mendeklarasikan Ganjar sebagai capres.
Menurut Mardiono, sebagai ketum, ia harus menjawab aspirasi para kader PPP tersebut.
Walhasil, beberapa hari setelah PDI-P resmi mendeklarasikan Ganjar sebagai capres, PPP ikut memberi dukungan secara resmi.
"Itu sudah jumlahnya 16 lebih, ya (PPP di) provinsi, yang deklarasikan Pak Ganjar. Itu 5 bulan sebelum PDI-P deklarasikan Ganjar Pranowo dicalonkan jadi capres dari PDI-P. PPP sudah itu. Lah kenapa? Karena memang di bawah juga sudah membaca bahwa survei-survei Ganjar saat itu sangat tinggi," tutur DIA.
Sementara itu, Mardiono membantah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi perintah untuk PPP mendeklarasikan Ganjar.
Baca juga: Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar
Hanya saja, Mardiono mengingatkan, sebagai partai koalisi pemerintah, diskusi soal pilihan politik PPP juga pasti disinggung bersama Jokowi.
"Saya atau PPP sebagai partai koalisi pemerintah, ya tentu dalam hal tertentu kita mendiskusikan dalam hal perpolitikan nasional kita, perpolitikan PPP tentu itu tidak akan terelakkan. Ya tentu ada itu komunikasi itu," kata Mardiono.
KPU menetapkan 8 partai lolos ke parlemen pada 2024-2029.
PPP gagal lolos berdasarkan perhitungan suara KPU. Suara PPP tidak mencapai ambang batas 4 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.