Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Tak Ada Kecurangan di Sirekap, Ahli KPU: Apakah Aplikasi Punya Niat Jahat?

Kompas.com - 03/04/2024, 14:03 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Marsudi Wahyu Kisworo menilai tidak mungkin ada fraud atau kecurangan dalam penggunaan aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Marsudi mengatakan, sebuah tindakan dapat dianggap sebagai kecurangan apabila terdapat mens rea atau niat jahat, sedangkan Sirekap merupakan sebuah mesin yang tidak mungkin mempunyai niat.

"Saya bukan ahli hukum, tapi saya pernah dengar begini, fraud itu salah satu syaratnya adalah adanya mens rea, jadi sok tahu hukum ya, ada niat di situ," kata Marsudi dalam sidang lanjutan sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (3/4/2024).

Baca juga: Dulu Membentak, Kini Hakim MK Arief Hidayat Puji Bambang Widjojanto Lebih Sabar

"Nah, sementara yang mengkonversi gambar menjadi angka itu kan software, aplikasi, sistem sebuah aplikasi. Apakah aplikasi itu punya niat? Kan tidak," ujar dia melanjutkan.

Marsudi menjelaskan, aplikasi tersebut memang dilatih untuk mampu membaca data berupa ribuan tulisan tangan agar mampu memindai data secara akurat.

Namun, ahli yang didatangkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu mengingatkan bahwa mesin tidak mungkin sesempurna manusia, pasti tetap ada kesalahan.

Penjelasan Marsudi lantas dipotong oleh anggota Tim Hukum Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Bambang Widjojanto, yang menyebut kecurangan bisa dilakukan oleh pembuat aplikasi.

Baca juga: Sidang MK, Kubu Anies Tanyakan Status Ahli KPU di Telkom dan Universitas Prasetya Mulya

"Aplikasinya memang mesin, tapi aplikasi yang buat bukan mesin, orang yang bikin," ujar BW, sapaan akrabnya.

Marsudi mengiyakan pernyataan BW bahwa aplikasi Sirekap memang dibuat oleh manusia.

Namun, ia menyebutkan bahwa teknologi optical character recognition (OCR) yang digunakan untuk memindai hasil penghitungan suara merupakan buatan Amerika Serikat.

"Programnya yang buat orang, Pak. Tapi, OCR-nya ini dibuat oleh orang Amerika sana, mungkin orang Amerika memang sengaja mau jahat? Saya kira enggak lah. Itu kan mereka menggunakan tools OCR, OCR itu bukan dibuat oleh teman-teman ITB," kata Marsudi.

Baca juga: Sidang MK, Pengembang Ungkap Sirekap Sudah Diaudit BRIN dan BSSN

Oleh sebab itu, Marsudi menilai tidak ada yang bisa disalahkan bila ada tuduhan kecurangan dalam penggunaan Sirekap pada Pilpres 2024.

"Jadi, kalau tidak ada manusia di sana, siapa yang mau dislahkan? Ini kan menjadi problem ya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Nasional
Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Nasional
PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Nasional
Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Jokowi Berharap Meninggalnya Presiden Iran Tak Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Nasional
Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Fakta soal Istana Merdeka, Tempat Soeharto Nyatakan Berhenti dari Jabatannya 26 Tahun Lalu

Nasional
Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Bobby Nasution Gabung Gerindra, Politikus PDI-P: Kita Sudah Lupa soal Dia

Nasional
Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Kunjungi Pentagon, KSAD Maruli Bahas Latma dan Keamanan Pasifik dengan US Army

Nasional
Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Di WWF Ke-10, Jokowi Ungkap 3 Komitmen Indonesia untuk Wujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi

Nasional
Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Terdakwa Sadikin Rusli Dituntut 4 Tahun Penjara Kasus Pengondisian BTS 4G

Nasional
Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Di WWF 2024, Pertamina NRE Paparkan Upaya Mencapai Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi

Nasional
Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Jokowi: Ditanyakan ke yang Tak Mengundang, Jangan Saya

Nasional
Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Akrab dengan Puan di Bali, Jokowi: Sudah Lama Akrab dan Baik dengan Mbak Puan

Nasional
Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Jaksa: Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Kembalikan Uang Rp 40 Miliar dalam Kasus Korupsi BTS 4G

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com