Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Rahardjo Ungkap Kenaikan Suara Tak Wajar Caleg DPD Jatim, dari Posisi Kelima Lompat ke Pertama

Kompas.com - 13/03/2024, 17:10 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Agus Rahardjo mengungkap terjadinya dugaan kecurangan Pemilu 2024 di dalam proses penghitungan suara.

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mencalonkan diri untuk Daerah Pemilihan Jawa Timur itu, sempat berada di urutan keempat ketika data penghitungan suara yang telah dihimpun KPU mencapai 79,99 persen pada 5 Maret 2024.

Sebagai informasi, hanya empat calon anggota DPD yang akan melenggang ke Senayan untuk setiap provinsi.

“Waktu tanggal 5 Maret yang sudah dikeluarkan data dari KPU itu 79,99 persen artinya 80 persen. Itu saya masih di ranking 4," kata Agus saat ditemui awak media di gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Merasa Suaranya Dicurangi, Eks Ketua KPK Agus Rahardjo Lapor Bawaslu

Ia menambahkan, perbedaan suara antara dirinya dengan caleg DPD lain bernama Nawardi yang berada di urutan kelima mencapai 200 ribu suara.

Namun, setelah Sirekap KPU tak bisa diakses dan proses rekapitulasi suara berlangsung dari Formulir C1 ke D.Hasil, suara Nawardi tiba-tiba melonjak signifikan dan bahkan berada di urutan pertama.

Hal ini kemudian membuat nama Agus yang semula berada di urutan keempat tergeser ke urutan kelima.

 

“Sehingga yang tadinya nggak dapat apa apa itu berapa ribu satu kecamatan? Sekitar 5 ribu, 6 ribu itu per kecamatan,” ucapnya.

 

Atas peristiwa tersebut, Agus kemudian melaporkannya ke Bawaslu, sehingga lembaga penyelenggara pemilu itu dapat mengusut dugaan kecurangan yang terjadi.

Baca juga: Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo Lapor ke Bawaslu Jatim, Diduga Ribuan Suaranya Hilang

Menurutnya, jika setiap kecamatan terdapat penambahan suara tidak wajar mencapai 5 sampai 6 ribu, maka tidak mengherankan jika setiap kabupaten suara terkait bertambah hingga 500 ribu.

“Ada yang 500 lebih, ada yang mendekati angka 500 (ribu). Itu kan aneh bagi kita. Makanya pak Ketua Bawaslu tadi juga menyampaikan akan menindaklanjuti,” tutur Agus.

Melansir Kompas.id, Agus gagal melenggang ke Senayan karena tidak lolos dan hanya menduduki peringkat ke lima. Di Jawa Timur, hanya empat calon DPD dengan suara terbanyak yang dinyatakan masuk Senayan.

Agus mengungkapkan, di antara dugaan kecurangan itu berupa perolehan dan penambahan suara tidak wajar dari calon bernama Nawardi.

Nawardi yang sedianya berada di urutan kelima sementara Agus di posisi keempat. Namun, dalam kurun waktu 9 dan 10 maret Nawardi memperoleh kenaikan suara yang ganjil.

Baca juga: Agus Rahardjo Diadukan ke Polisi Usai Bicara Intervensi Kasus E-KTP, Jokowi: Saya Belum Tahu

Di Sumenep ia mendapatkan suara tambahan 339.602 suara, Sampang 533.796, dan Bangkalan 497.372 suara. Secara keseluruhan, Nawardi mendapatkan 1,7 juta suara.

Ia pun melompat dari posisi kelima menduduki urutan pertama. Sementara, Agus bergeser dari posisi keempat menjadi urutan kelima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com